Kamis, 15 Maret 2012

SASTRA ANAK



A.  PENGERTIAN, SIFAT , DAN HAKIKAT SASTRA ANAK

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita mendengar orang menyebutkan atau mengucapkan kata sastra anak.Kata sastra anak merupakan dua patah kata yang dirangkai menjadi satu kata sebut, yaitu dari kata sastra dan kata anak. Kata sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa.Sementara itu kata anak disini diartikan sebagai manusia yang masih kecil, disini bukan anak balita dan bukan pula anak remaja , me;lainkan anak yang masih berumur antara 6 – 13 tahun, usia anak sekolah dasar. Jadi secara sederhan istilah sastra anak dapat diartikan sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsure estetisnya dominant yang bermediumkan bahasa , baik lisan maupun tertulis, yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi dunia yang berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.
Sementara itu, istilah cerita anak merupakan yang umum untuk menyebut sastra anak yang semata-mata bergenre prosa, seperti dongeng , legenda, mite yang diolah kembali menjadi cerita anak , dan tidak termasuk jenis puisi anak atau drama anak.
Sifat dan hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak – anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa, sifat sastra anak lebih menonjolkan unsur fantasi .Di situlah letak kekhasan hakikat sastra anak , yaitu bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam alam kehidupan mereka ( sarumpaet, 1976 : 29 )


B.  CIRI SASTRA ANAK
Riris K. Toha – Sarumpaet ( 1876 : 29-32 ) mengemukakan bahwa ada 3 ciri yang menandai sastra anak itu berbeda dengan sastra orang dewasa .Tiga cirri pembeda itu berupa (1) unsur pantangan, (2) Penyajian dengan gaya secara langsung, dan (3) Fungsi terapan.

Unsur pantangan merupakan unsure yang secara khusus berkenaan dengan tema dan amanat. Secara umum dapat dikatakan bahwa sastra anak menghindari atau pantangan terhadaf persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian, kekejaman, prasangka buruk, kecurangan yang jahat dan masalah kematian.
Penyajian dengan gaya secara langsung adalah bahwa sajian cerita merupakan deskripsi secara singkat dan langsung menuju sasaranya, mengetengahkan gerak yang dinamis, dan jelas sebab-sebabnya.
Fungsi terapan adalah sajian cerita yang harus bersifat imformatif dan mengandung unsure-unsur yang bermanfaat, baik untuk pengetahuan umum, keterampilan khusus, maupun untuk pertumbuhan anak.Fungsi terapan dalam sastra anak ini ditunjukan oleh unsur-unsur instrinsik yang terdapat pada teks karya sastra anak itu sendiri ,misalnya dari judul petualangan Sinbad akan memberi informasi tokoh asing .



C.  JENIS SASTRA ANAK
Seperti halnya karya satra secara umu, jenis sastra anak juga terdapat bentuk prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi sastra anak adalah yang paling banyak ditulis orang. Sementara itu , jenis karya drama anak sangat jarang ditulis dan bukan berarti tidsak ada.
Hakikat dan sifat sastra anak dapat dikelompokan menjadi tiga jenis yang dilihat dari kehadiran tokohnya, yaitu (1) jenis karya sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama yang berasal dari alam benda mati ,seperti, batu, sungai, air, lautan , sepatu dan kue; (2) jenis karya sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama yang berasal dari alam benda hidupyang bukan manusia, seperti bunga sepatu, buaya, ikan hiu, pelanduk atau sikancil, dan rumput; serta (3) jenis karya sastra anak yang mengenengahkan tokoh utama yang berasal dari alam manusia itu sendiri, seperti dalam kisah Cinderella,putrid kerudung merah, bawang merah dan bawang putih, dan putrid salju.

D.  FUNGSI SASTRA ANAK
Ditinjau dari segi fungsi pragmatiknya, sastra anak berfungsi sebagai pendidikan dan hiburan.Fungsi pendidikan pada sastra anak memberi banyak informasi tentang sesuatu hal, memberi banyak pengetahuan, memberi kreativitas atau keterampilan anak, dan juga memberi pendidikan moral padaanak.
Saudara , selain fungsi pendidikan dan hiburan, menurut Suwardi Endraswara (2002) , sastra anak juga berfungsi (1) membentuk kepribadian, dan (2) menuntun kecerdasan emosi anak.Perkembangan emosi anak akan dibentuk melalui karya sastra yang di bacanya.

Apresiasi Sastra Anak

A.  PENGERTIAN APRESIASI
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar atau membaca istilah apresiasi ataupun mengapresiasi diucapkan atau dituliskan orang dalam berbagai kesempatan.Pengertian apresiasi yang kita maksudkan disini adalah (1) kesadaran kita terhadap seni nilai-nilai budaya  ( sastra anak ), dan (2) Penilaian atau penghargaan kita terhadap sesuatu ( sastra anak ).

B.  PENGERTIAN APRESIASI SASTRA ANAK
Pengertian sastra anak dalam apresiasi sastra disini adalah sesuatu yang dijadikan pokok pembicaraan atau objek materi yang dibahas .Sebagaimana kita ketahui bahwa sastra anak adalah karya sastra yang dikonsumsi oleh anak-anak. Seseorang melakukan apresiasi terhadap sastra anak setelah seseorang melakukan kegiatan, misalnya membaca , mendengarkan, mendeklamasikan , menulis ulang, dan sebagainya.

C.  KEGIATAN APRESIASI SASTRA ANAK
Saudara, dalam melaksanakan apresiasi sastra anak itu kita dapat melkukan beberapa kegiatan , antara lain kegiatan apresiasi langsung, kegiatan apresiasi tidak langsung, pendokumentasian, dan kegiatan kreatif.

1.  Kegiatan Apresiasi Langsung
      Adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh nilai kenikmatan dan kekhidmatan dari karya sastra anak yang diapresiasi , Kegiatan apresiasi langsung meliputi kegiatan sebagai berikut :
a.  Membaca sastra anak
b.  Mendengar sastra anak ketika dibacakan atau dideklamasikan
c.  Menonton pertunjukan sastra anak ketika karya sastra anak itu dipentaskan.

2.  Kegiatan Apresiasi tak Langsung
Adalah suatu kegiatan apresiasi yang menunjang pemahaman terhadap karya sastra anak. Cara tidak langsung ini meliputi 3 kegiatan pokok, yaitu (a) mempelajari teori sastra, (b) mempelajari kritik dan esai sastra, dan (c) mempelajari sejarah sastra.

3.  Pendokumentasian Karya Sastra
Usaha pendokumentasian karya sastra juga termasuk bentuk apresiasi sastra yang secara nyata ikut melestarikan keberadaan karya sastra.Bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap karya sastra dengan cara mendokumentasikan karya sastra ini dilihat dari segi fisiknya ikut memlihara karya sastra , menyediakan data bagi mereka yang membutuhkan, dan menyelamatkan karya sastra dari kepunahan.

4.  Kegiatan Kreatif
Juga termasuk salah satu kegiatan apresiasi sastra .Dalam kegiatan ini dapat dilakukan adalah menciptakan karya sastra , misalnya membuat puisis atau menulis cerita pendek. Hasil cipta siswa dapat dikirimkan dan dimuat dalam majalah dinding , bulletin OSIS, majalah sekolah, surat kabar ataupun majalah sastra seperti horizon.selain itu juga dapat dilakukan kegiatan rekreatif , yaitu menceritakan kembali karya sastra yang dibaca, yang didengar atau ditontonya.


D.  TINGKAT-TINGKAT APRESIASI SASTRA ANAK

Kegiatan memberi penilaian atau penghargaan terhadap sastra anak itu hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kemampuan apresiasi, betapapun relative sifatnya.
Apresiasi seseorang terhadap sastra anak itu tidak mungkin langsung tingggi, luas, dan mendalam, tetapi berangsur-angsur meningkat dari taraf yang terendah, tersempit, dan terdangkal menuju ketaraf yang lebih tinggi, lebih luas, dan lebih mendalam.
Cara meningkatkan apresiasi seseorang terhadap sastra anak itu dapat melalui kegiatan membaca sastra anak sebanyak-banyaknya, mendengarkan pembacaan sastra anak sebanyak mungkin , dan menonton pertunjukan sastra anak.
Sementara itu, Yus Rusyana (1979: 2 ) menyatakan ada 3 tingkatan dalam apresiasi sastra , yaitu (1) seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam karya sastra, ia terlibat secara emosional, intelektual, dan imajinatif; (2) setelah mengalami hal seperti itu , kemudian daya inteklektual seseorang itu bekerja lebih giat menjelajahi medan makna karya sastra yang di apresiasinya; (3) seseorang itu menyadari hubungan sastra dengan dunia diluarnya sehingga pemahaman dan penikmatanya dapat dilakukan lebih luas dan mendalam.


Setelah selesai membaca atau mendengar puisi paria karya L.K. Ara tersebut, seseorang kemudian daya intelektualnya bekerja lebih giat lagi. Kata Paria sebagai judul sajak ini ternyata artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:649) bukan merupakan tanaman, melainkan nama golongan atau kasta yang terpinggirkan dalam masyarakat India kuno. Kata yang mendekati lebih cocok dengan judul sajak diatas adalah peria, yang memiliki padanan kata pepare atau pare.

E.         MANFAAT APRESIASI SASTRA ANAK
            Mempelajari sesuatu hal dengan sungguh-sungguh tentu ada manfaatnya bagi kehidupan manusia. Ada sesuatu yang kita dapat darinya, berupa nilai-nilai, sejumlah manfaat yang lainnya. Setidak-tidaknya terdapat lima manfaat bagi kehidupan ketika mengapresiasi sastra anak, yaitu manfaat:
  1. Estetis;
  2. Pendidikan;
  3. Kepekaan batin atau social;
  4. menambah wawasan;
  5. Pengembangan kejiwaan atau kepribadian.

Estetika artinya ilmu tentang keindahan atau cabang filsafat yang membahas tentang keindahan yang melekat dalam karya seni. Kata estetis artinya indah, tentang keindahan atau mempunyai nilai keindahan. Manfaat estetis dalam apresiasi sastra anak adalah manfaat tentang keindahan yang melekat pada sastra anak.
Mendidik artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak, budi pekerti, dan kecerdasan piker. Manfaat penddikan pada apresiasi sastra anak adalah memberi berbagai informasi tentang proses pengubahan sikap dan tata laku sesseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan.
Peka artinya mudah terasa, mudah tersentuh, mudah bergerak, tidak lalai, dan tajam menerima atau meneruskan pengaruh dari luar. Manfaat kepekaan batin atau sosial dalam mengapresiasikan sastra anak adalah upaya untuk selalu mengasah batin agar mudah tersentuh oleh hal-hal yang bersifat batiniah ataupun sosial .
Wawasan artinya hasil mewawas, tinjauan atau pandangan. Manfaat menambah wawasan dalam mengapresiasi sastra anak artinya memberi tambahan infprmasi, pengetahuan, pengalaman hidup, dan pandangan-pandangan tentang kehidupan.
Manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian dari apresiasi sastra anak adalah mampu menghaluskan budi pekerti seseorang apresiator. Dari banyak membaca karya sastra tentu banyak pula hal-hal tentang ajaran budi pekerti yang diperolehnya. Seperti dicontohkan dalam puisi Kupinta Lagi Karya J.E. Tetengkeng diatas, apa yang diminta oleh manusia itu bukan harta, bukan benda, bukan kekayaan, dan bukan pula kepangkatan, melainkan agar kembalinya keimanan yang pernah hilang.

Apresiasi sastra anak adalah penghargaan terhadap sastra anak setelah terlebih dahulu memahami, baik dari segi bentuk maupun isi, sastra anak itu sendiri.
Kegiatanapresiasi sastra anak dapat dilakukan dengan kegiatan secara lansung, (a) membaca sastra anak, (b) mendengar sastra anak, dan (c)menonton pertunjukan sastra anak.

Ada tinkatan dalam apresiasi sastra anak, yaitu (a) apresiator terlibat langsung mengalami suasana yang ada dalam cipta sastra anak,artinya ia terlibat secara emosional, intelektual, dan imajinatif; (b) daya intelektual apresiator lebih giat lagi bekerja mencari dadan menemukan arti kata-kata yang tersurat dalam cipta sastra anak; dan (c) apresiator sudah menyadari bahwa ada hubungan antra cipta sastra anak yang dibaca, didengar, dan ditontonnya dengan dunia yang ada diluar sastra sehingga pemahaman dan penikmatannya itu lebih luas dan mendalam.

Setidaknya ada ima manfaat apresiasi sastra anak, yaitu (a) manfaat estetis, (b) manfaat pendidikan, (c) manfaat kepekaan batin dan social, (d) manfaat menambah wawasan, dan (e) manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian.

                                                                                 Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak

A.        PERSIAPAN PEMBELAJARAN
            Saudara, salah satu factor keberhasilan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar ditentukan oleh peranan guru yang propesional dalam menangani bidang garapannya.
            Agar berhasil melasanakan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar, seorang guru harus mempersiapkan terlebih dahulu, baik fisik maupun mental. Secara fisik seorang guru yang sedang mengajar didepan siswanya harus sehat jasmani dan rohaninya. Berpenampilan sehat, cerah, bersih dan rapi tentu menjadi teladan murid-muridnya.
            Tahap persiapan pembelajaran apresiasi sastra anak dapat meliputi tiga pokok masalah yaitu:
1.   Memilih Bahan Ajar
             Bahan ajar dapat diperoleh dari buku-buku bacaan sastra anak di perpustakaan sekolah, perpustakaan pemerintah daerah, took buku ataupun buku pelajaran sekolah (buku paket) yang sudah tersedia.
2.    Menentukan Metode Pembelajaran
            Beberapa metode untuk pembelajaran apresiasi sastra anak disekolah dasar yang sekiranya cocok dapat digunakan antara lain:
a. Metode berkisah
                dapat diberikan oleh bapak atau ibu guru didepan kelas dengan membawakan sebuah kisah.
b. Metode pembacaan
                perlu diberikan kepada siswa untuk melatih vocal. Pembacaan puisi dengan suara nyaring  
                akan lebih baik.
c. Metode peragaan
    lebih cenderung diberikan oleh guru untuk memperagakan gerakan-gerakan yang tersirat
    dalam teks sastra anak.
d. Metode Tanya-jawab
    dapat diberikan setelah terlebih dahulu siswa ikut terlibat dalam apresiasi sastra anak secara l 
    langsung.
3.     Menulis Persiapan Mengajar Harian
            Persiapan Mengajar Harian, biasa disingkat PMH, merupakan suatu perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru sebelum melaksanakan praktek pembelajaran dikelas.
            Sistematika  penulisan PMH ini biasanya meliputi beberapa komponen pembelajaran, yaitu (a) mata pelajaran. (b) pokok bahasan, (c) kelas/semester, (d) alokasi waktu, (e) tujuan pembelajaran, (f) materi pembelajaran, (g) metode pembelajaran, (h) kegiatan pembelajaran, (i) evaluasi belajar, (j) daftar pustaka.
4.     Pelaksanaan Pembelajaran
            Dalam melaksanakan pembelajaran apresiasin sastra anak ini tugas guru hanya sebagai pembimbing, fasilitator, dan nara sumber dari murid-murid yang sedang belajar.
5.     Evaluasi Pembelajaran
            Tiga komponen dasar evaluasi, yaitu meliputi (a) kognisi, (b) efeksi, (c) keterampilan.
Aspek kognisi artinya lebih mengutamakan pengetahuan bernalar atau pengembangan daya pikir sebagai kecerdasan otak. Aspek efeksi artinya lebih mengutamakan unsur perasaan atau emosional. Adapun aspek keterampilan itu lebih mengutamakan kemamapuan siswa untuk menyelesaikan tugas.


                                                                               Hakikat dan Manfaat Kamus

A.        HAKIKAT KAMUS
            Kata kamus dipinjam dari bahasa Arab qamus, dengan bentuk jamaknya qawamis. Kata arab itu sendiri berasal dari kata Yunani okeanos yang berarti ‘lautan’. Sejarah kata itu jelas memperlihatkan makna dasar yang terkandung dalam kata kamus, yaitu wadah pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak terhingga dalam dan luasnya.
Kamus berarti (1) buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang biasa disusun menurut abjad berikut keterangan tentang maknanya, pemakaiannya atau terjemahannya; (2) buku yang memuat kumpulan istilahn atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya.
            Dilihat dari bahasa yang digunakan kamus dapat dibagi atas 3 macam, yaitu (1) kamus ekabahasa, (2) kamus dwibahasa, (3) kamus aneka bahasa (multibahasa).
            Kamus ekabahasa adalah kamus yang memuat kosakata suatu bahasa yang disusun secara alfabetis dengan penjelasan makna dan contoh pemakaiannya didalam kalimat dalam bahasa yang sama. Dengan demikian, bahasa yang digunakan untuk memberikan batasan atau deskripsi adalah bahasa yang sama. Contoh kamus ekabahasa, antara lain Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Pusat Bahasa; Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta.

            Kamus dwibahasa adalah kamus yang memuat kata atau gabungan kata suatu bahasa yang disusun secara alfabetis dengan penjelasan makna dan contoh pemakaiannya didalam bahasa lain, yang menjadi bahasa sasaran.
Kamus ini disusun debgan menggunakan (terdiri atas) dua bahasa yang berbeda. Contoh Kamus dwibahasa, antara lain Kamus Inggris-Indonesia, Kamus Indonesia-Inggris, Kamus Belanda-Indonesia, Kamus Indonesia-Belanda, Kamus Prancis-Inonesia, Kamus Indonesia-Prancis.
            Kamus aneka bahasa (multibahasa) adalah kamus yang memuat daftar kata dengan padanannya dalam lebih dari dua bahasa.
Contoh Kamus aneka bahasa (multibahasa), anatara lain, Kamus Inggris-Indonesia-Belanda (atau sebaliknya).

B.        MANFAAT KAMUS
            Kamus juga berfungsi membantu anda dalam memahami sebuah wacana. Kalau tidak memahami kata kunci yang ada dalam wacana, anda tidak akan memahami wacana yang dibacanya. Misalnya, kalau anda tidak memahami kata amandemen dalam kalimat. Pada persidangan pertama tahun 2003 DPR akan mengamandemen UUD 1945. anda harus melihat makna kata amandemen dalam kamus KBBI.
Setelah memahami makna kata amandemen dalam KBBI itu Anda diharapkan dapat memahami kalimat Pada persidangan pertama tahun 2003 DPR akan mengamandemen UUD 1945.
            Dengan demikian, kamus bahasa Indonesia yang baik dapat baerfungsi sebagai :
  1. buku petunjuk mengenai cara-cara penulisan penyukuan kata;
  2. buku petunjuk mengenai makna kata;
  3. buku petunjuk mengenai pelafalan kata;
  4. buku tanda bahasa sederhana;
  5. buku petunjuk mengenai kata dalam kalimat dan pemakaian kata pada tingkat, bidang, daerah tertentu;
  6. buku sumber data yang dapat dipilih untuk dimanfaatkan;
  7. kamus sinonim dan antonym;
  8. kamus frase, ungkapan dan pribahasa;
  9. kamus istilah;
  10. buku sumber ilmu pengetahuan sederhana;








        Penyusunan Kamus Sederhana

A.        TAHAP-TAHAP  PENYUSUNAN KAMUS
            Di dalam menyusun kamus ada beberapa tahapan kegiatan yang harus diikuti oleh penyusun kamus. Tahapan kegiatan itu adalah sebagai berikut :
  1. Persiapan
  2. Pengumpulan data
  3. Pengolahan data
a.       pemeriksaan ulang urutan abjad
b.      penyeleksian data
c.       klasifikasi data
d.      pemberian definisi
e.       penyuntingan hasil pemberian definisi
  1. Pengetikan kartu induk
  2. Penyusunan kartotek
  3. Pengetikan naskah
  4. Koreksi naskah
  5. Cetak coba
  6. Koreksi cetak coba
  7. Reproduksi kamus

Tahapan kegiatan itu harus dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan jadwal yag telah ditetapkan.

B         SUSUNAN KAMUS
            Kalau anda perhatikan di beberapa kamus, tampak adanya kebebasan bagi penyusun kamus untuk menyusun entry. Masing-masing mempunyai selera yang berbeda-beda. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kamus, yaitu:
1. kemudahan bagi pemakai kamus;
2. kemanfaatan bagi pemakai kamus;
3. kepraktisan bagi pemakai kamus;
4. pembinaan dan pengembangan bahasa;
5 tujuan penyusunan kamus;

            Mudah, artinya tidak menimbulkan kesulitan bagi pemakai kamus pada saat menggunakan kamus; bermanfaat, berarti banyak sekali hal-hal yang dapat diperoleh bagi pemakai kamus; praktis artinya tidak banyak liku-likunyaserta mudah cara memakainya.
            Pada uraian berikut ini disajikan salah satu contoh penyusunan entry atau subentry. Yang disusun berdasarkan kemudahan bagi pemakai kamus.

1.    Kata Dasar atau Bentuk Kata Dasar
             Kata dasar atau bentuk kata dasar yang menjadi dasar dari segala bentukan kata (kata jadian) diperlakukan sebagai entry pokok. Sedangkan bentuk derivasinya diperlakukan sebagai subentry.

2.     Kata Ulang atau Bentuk Kata Ulang
            Ada empat kelompok, yaitu :
            a. Bentuk ulang murni
            b. Bentuk ulang semu
            c. Bentuk ulang yang bukan perulangan semu melainkan perulangan yang menyatakan proses     d. Bentuk ulang

3.      Gabungan Kata
a. Gabungan kata atau kelompok kata yang merupakan frase-idiomatis atau tidak, berimbuhan
    atau tidak, berimbuhan atau tidak ------   yang tidak berderivasi tidak diperlakukan sebagai
    entry  pokok. Gabungan kata itu diperlakukan letaknya sebagai entry pokok, yang dibentuk
    dari entry pokok itu lebih dari satu, gabungan kata itu.
    Untuk memudahkan penyusun dan pemakai kamus, patokan yang dapat dipakai adalah unsur
    Pembentukan kata pertama dengan tidak memperhatikan makna intinya.
b. Gabungan kata yang bederivasi—baik idiomatic maupun tidak—seperti ganggu gugat
    (mengganggu gugat, pengganggu gugat, jabat tangan (berjabat tangan), kambing
     hitam(mengkambing hitamkan) dapat diperlakukan sebagai entry pokok dan diikuti bentuk-
     bentuk  derivasinya sebagai subentry gabungan kata itu.

C.        PETUNJUK PEMAKAIAN KAMUS SEKOLAH DASAR
1. Ejaan
    Ejaan yang digunakan didalam Kamus sekolah : sekolah dasar ejaan bahasa Indonesia sesuai dengan pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (1991).

2. Kata Dasar, Kata Turunan atau Kata Jadian, dan Kata Ulang
    Kata dasar dipakai sebagai dasar bentuk kata yang dijadikan sebagai kata utama, sedangkan bentuk-bentuk turunannya termasuk juga perulangan kata (kata ulang) sebagai kata turunan atau kata jadian.

3. ortografi atau Lambang Bahasa
    a. Garis hubung satu (-)
        dipakai untuk menghubungkan kata dalam bentuk perulangan kata.
         Contoh : abu-abu
                        Baling-baling
     b. Cetak miring
         huruf-huruf yang dicetak miring digunakan untuk menuliskan lambang kelas kata dan kalimat
         contoh pemakaian kata dasar maupun kata jadian, dan kata ulang.



2 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

masukan untuk penulis. Mohon dituliskan nama penulis artikel ini serta daftar pustakanya. Terima Kasih artikel ini sangat membantu penelitian saya.

Posting Komentar