BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua orang
dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai
sumber dan tempat didunia. Dengan demikian setiap orang perlu memiliki kemampuan
m,emperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti dan penuh persaingan. Kemampuan ini membutuhkan
pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerjasama yang
efektif.
Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar Matematika
karena matematika memilikiu struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar
konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional. Kehidupan
sehari-hari tidak pernah lepas dari Matematika, hal ini dikarenakan kegiatan
yang dilakukan sehari-hari memerlukan perhitungan yang matang dan rasional.
Dengan adanya pembelajaran Matematika, siswa diharapkan mampu memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mermpelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah. Untuk mengetahui tercapai tiudaknya
tujuan pembelajaran yang diharapkan maka dilakukan penilaian terhadap proses
hasil belajar siswa. Hasil penilaian harus dapat menggambarkan apakah
pembelajaran yang dilakukan guru telah menunjukan keberhasilan permbelajaran
atau belum. Dalam buku petunjuk Pelaksanaan Penilaian di Sekolah Dasar
dikatakan bahwa, pembelajaran berhasil apabila 85 % dari jumlah siswa telah
memperoleh nilai ≥ 75 % ( Dekdikbud, 1995 ) .
Berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap proses terhadap proses belajar
mengajar Mata Pelajaran Matematika siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai
Rotan Kabupaten Muara Enim 53 % dapat mencapai tingkat penguasan materi. Hal
ini dikarenakan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
dipelajari dan siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Untuk meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran , maka peneliti melaksanakan
perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ( PTK ) .Kegiatan PTK
ini dilaksanakan dalam 2 siklus . Setiap siklus masing-masing terdiri dari
empat tahap , yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
B. Rumusan
Masalah
Apakah Metode Demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan ?
C. Tujuan
Perbaikan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai
Rotan melalui metode Demontrasi.
D. Manfaat
Perbaikan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfat bagi :
1. Guru : Dapat memperbaiki dan mengetahui kelemahan
dalam
menyampaikan materi
pelajaran.
2. Siswa :
- Dapat terlibat aktif dalam pembelajaran
- Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan metode
Demontrasi.
- Dapat menumbuhkan bakat minat dalam
pembelajaran
Matematika
3. Sekolah :
Dapat mencerdaskan dan menambah wawasan anak didik sesuai
dengan visi, yaitu
terwujudnya akhlaq, prestasi, berwawasan
global yang
dilandasi nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan
ajaran agama.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A. KTSP Matematika
Mata pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
» Memahami
konsep matematika , menjelaskan ket
Memahami konsep
matematika , menjelaskan ketkaitan agar
konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma secara luwes, akurat ,
efisien dan tepat, dalam pemecahan
masalah.
» Menggunakan penalaran pada pola dan sifat ,
melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi
menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
» Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah ,
merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
» Mengomunikasikan
gagasan dengan simbol , tabel diagram atau media lain
untuk memperjelas keadaan masalah.
» Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan yaitu
memiliki rasa ingin tahu , perhatian dan
minat dalam mempelajari
matermatika , serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah
Pokok bahasan materi pembelajaran matematika yang dijadikan perbaikan
pembelajaran yaitu : luas bangun datar
trapezium dan laying-layang dengan sub pokok bahasan luas trapesium.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode berasal dari bahasa yunani
“ Methodos “ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk
dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan . Fuingsi
metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Menurut Eva Syarifah Nurhayati ( 2008 ) metode adalah alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan , maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan
itu sendiri.
Dalam UU No. 20/2003. Bab I pasal ayat 10 pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Menurut Akhmad Sudrajat metode pembelajaran adalah sebagai cara yang
digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas , peneliti menyimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah cara atau alat untuk mempermudah pembelajaran
yang telah dilakukan dan disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran.
C. Metode Demontrasi
Metode Demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
Demontrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator ( orang luar yang sengaja diminta ) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses.
Metode Demontrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses , situasi atau benda
tertentu,. Baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Menurut Syaifudin Bahri Djamarah , metode demontrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran.
Menurut Muhibbin Syah, 2000 metode
demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas berdasarkan para ahli maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa metode demontrasi adalah salah satu metode mengajar
dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemontrasikan
terlebih dahulu kepada siswa.
Dalam penerapan metode demontrasi, memiliki langkah-langkah dalam
menggunakan metode demontrasi yaitu :
1. Tahap Persiapan.
Hal yang harus dipersiapkan yaitu :
Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah proses demontrasi
terakhir, yang meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan , sikap
atau
keterampilan tertentu.
2. Tahap Pelaksanaan
2.1 Langkah pembukaan
Hal yang perlu diperhatikan
, antara lain mengatur tempat duduk yang
memungkinkan semua siswa
dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemontrasikan.
2.2 Langkah pelaksanan demontrasi
sebagai berikut :
- Memulai demontrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswa
untuk berpikir.
- Ciptakan suasana yang
menyenangkan dan hindari suasana yang
menegangkan
- Yakin bahwa semua siswa mengikuti jalanya
demontrasi dengan
memperhatikan reaksi
dari semua siswa.
- Memberikan kesempatan kepada
semua siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses
demontrasi itu.
2.3 Langkah Mengakhiri Demontrasi
Apabila proses demontrasi selesai dilakukan proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas terterntu yanga ada kaitanya
dengan pelaksanan demontrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami proses demontrasi itu atau tidak.
Keuntungan
Metode Demontrasi sebagai berikut :
- Perhatian anak didik dapat dipusatkan ,
dan titik berat yang dianggap penting
oleh guru dapat diamati.
- Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila
dibandingkan dengan hanya
membaca atau mendengarkan keterangan guru
karena siswa memperoleh
persepsi yang jelas dari pengamatanya.
- Bila siswa turut aktif melakukan
demontrasi , maka siswa akan memperoleh
pangalaman praktek untuk mengembangkan
kecakapan dan keterampilan .
-
Bisa membantubsiswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan .
-
Dapat merangsang siswa untuk lebih efektif dalam mengikuti proses
belajar.
Adapun kelemahan-kelemahan
dalam melakukan metode demontrasi sebagai beriklut :
-
Memerlukan waktu yang cukup lama.
-
Apabvila terjadi kekurangan media , metode demontrasi menjadi kurang
efisien
- Memerlukan
biaya yang cukup mahal , terutama untuk membeli bahan-
bahanya.
-
Memerlukan tenagha yang tidak sedikit.
-
Apabila siswa tidak aktif maka metode demontrasi menjadi tidak efektif.
Prinsip-prinsip
Pelaksanaan Metode Demontrasi sebagai berikut :
1. Keterangan-keterangan dapat
didengar dengan jelas oleh siswa
2. Posisi demonstrator sedemikian
sehingga seluruh siswa dapat mengamati
secara jelas.
3. Alat-alat yang akan digunakan
ditempatkan pada posisi yang tepat sehingga
memudahkan demonstrator sat
akan menggunakanya.
4. Disarankan kepada siswa untuk
membuat catatan seperlunya.
Manfaat Psikologis dari metode Demontrasi adalah :
» Perhatian
siswa dapat dipusatkan
» Proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
» Pengalaman
dan kesan sebagai hasil permbelajaran lebih melekat dalam diri
siswa ( Daradjat,1985 )
D.
Hasil Belajar
Hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono,
hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa
dan sisi guru . Dari sisi siswa ,hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut , misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu,dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukan hasil perubahan dari semua
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena
sudah menjadi bagian dari kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas , maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
yang telah dilakukan berulang-ulang untuk membentuk pribadi individu yang
selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara
berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Faktor – faktor yang mempengaruh hasil belajar yaitu :
» Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada
faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun factor yang
mempengaruhi kegiatan tersebut adalah factor psikologis,antara lain yaitu
motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
» Faktor Eksternal ( dari luar individu
yang belajar )
Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa , factor yang
mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan , penanaman dan
keterampilan.
BAB
III
PELAKSANAAN
PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten
Muara Enim,penelitian ini dilkukan mulai tanggal 5 Oktober 2010 sampai 9
Oktober 2010 .Adapun mata pelajaran yang akan diteliti adalah mata pelajaran
Matematika Kelas V SDN Kasai.Jumlah siswa yang akan diteliti terdiri dari 10
laki-laki dan 7 perempuan .Siswa dikelas V sudah dikelompokan secara heterogen,
dengan kemampuan yang berbeda-beda berdasarkan tes awal.
B. Deskripsi Persiklus
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri
dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Siklus 1
a.
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
-
Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP 1 )
-
Lembar Observasi
-
Lembar Penilaian ( APKG 1 dan APKG 11 )
-
Alat peraga berupa kotak yang berbentuk kubus
-
Lembar pengamatan
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama
dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2010 .Pada tahap
ini peneliti
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rencana
perbaikan pembelajaran I. Kegiatan pembelajaran
dimulai dengan :
Kegiatan awal :
- Persiapan
- Apersepsi
- Memotivasi siswa
Pada kegiatan inti :
- Peneliti menyampaikan materi pembelajaran
- Peneliti menunjukan alat peraga berupa model
trapezium
- Peneliti meminta siswa berdiskusi dengan
teman sebangkunya
- Peneliti meminta siswa menghitung luas
trapezium pada contoh
- Peneliti mengadakan Tanya jawab
Pada kegiatan akhir :
- Siswa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan
pelajaran
- Siswa diberikan latihan / evaluasi akhir
- Siwa diberi tindak lanjut berupa PR
c.
Pengamatan
Tahap ini
bertujuan untuk mengetahui kelemahan, kekurangan ,dan kelebihan
pada siklus
pertama .Kegiatan ini berguna untuk memperbaiki pelajaran pada
siklus
berikutnya.Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat yaitu
Harisna,A.Ma.Pd
d.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I , serta temuan-temuan lainya , maka
peneliti merumuskan tindak lanjut yang akan dilakukan pada siklus
berikutnya.
Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
-
Membuat rencana perbaikan pembelajaran dua dengan kompetensi dasar
mengidentifikasi berbagai bangun datar
sederhana menurut sifat atau
unsurnya
-
Menyiapkan lembar observasi
-
Menyiapkan penilaian ( APKG I dan APKG II )
-
Lembar pengamatan
- Alat
peraga berupa kotakyang berbentuk balok dan kubus
A.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dua pada siklus
kedua dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2010 .Pada tahap ini peneliti
melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan perbaikan dua kegiatan
pembelajaran dimulai dengan.
Kegiatan awal :
-
Persiapan
-
Apersepsi
-
Memotivasi siswa
Pada kegiatan intinya yaitu :
-
Peneliti menyiapkan materi pembelajaran
-
Peneliti meminta siswa membuat gambar trapezium
-
Peneliti meminta siswa menuliskan rumus untuk menghitung luas trapezium
-
Peneliti membimbing siswa menghitung luas trapezium
-
Peneliti mengadakan Tanya jawab
Pada kegiatan akhir :
-
Siswa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran
-
Siswa diberikan latihan evaluasi akhir
-
Siswa diberi tindak lanjut berupa PR
B. Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan, kekurangan dan kelebihan
pada siklus pertama. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat yaitu
Harisna,A.Ma.Pd seorang guru kelas VI SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan
Kabupaten Muara Enim.
C. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan ( Observasi ) dan siklus I ternyata pada
siklus kedua diperoleh temuan bahwa dengan melakukan diskusi dan persentasi,
siswa dengan mudah memahami materi pembelajaran
dan dapat menarik minat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per
siklus
Pada bagian ini memuat deskripsi data dan pengolahan data yang diperoleh
berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas belajar siswa dan hasil evaluasi
yang dilakukan dalam proses pembelajaran Matematika di Kelas VI SDN Kasai
Kecamatan Sungai Rotan,dengan jumlah siswa 17 orang yang terdiri dari 10 orang
siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan.
4.1
Hasil evaluasi sebelum tindakan ( SO )
Hasil evaluasi sebelum tindakan pada materi mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang ( kubus dan balok ) seperti tertera pada table 1 dibawah ini.
Tabel
1
Hasil
evaluasi sebelum tindakan ( SO )
Skor
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
85 – 100
75 – 84
65 – 74
55 – 64
0 – 54
|
1
4
4
6
2
|
5,89 %
23,53 %
23,53 %
35,29 %
11,76 %
|
|
Jika dilihat dari table diatas hasil evaluasi sebelum tindakan perbaikan
prosentase siswa yang mencapai nilai ≥ 7,5 hanya 5 orang yang tuntas baru
mencapai 29,41 %
4.2
Siklus I
4.2.1
Data tentang rencana Siklus I
Siklus I dilaksanakan dari tanggal 5 Oktober sampai 7 Oktober 2010
.Siklus ini dilaksanakan dalam waktu 2 x 35 menit dan satu jam untuk evaluasi
akhir. Adapun m,ateri yang diajarkan mengenal sifat-sifat bangun ruang .Pada
pelaksanaan perbaikan siklus I, kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru
mengucapkan salam, menanyakan kehadiran siswa, pada apersepsi guru memberikan
pertanyan yang berhubungan dengan pemahaman siswa dengan pembelajaran
matematika untuk mengenal sifat-sifat bangun datar memberikan motivasi dengan
menuliskan materi dipapan tulis, menyampaikan tujuan pembelajaran ,
memperlihatkan media/alat peraga berupa bangun trapesium, serta menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran.
Pada kegiatan inti ,siswa mendengarkan penjelasan guru siswa,
memperhatikan guru dalam menggunakan alat peraga/media untuk memperkenalkan
kepada siswa sifat-sifat bangun datar ( trapesium ).
Dilanjutkan dengan, siswa diminta untuk berdiskusi sesame dengan teman
sebangkunya untuk memperkenalkan dan menyebutkan rumus luas trapezium, siswa
diminta maju kedepan, untuk menunjukan cara menggunakan rumus luas trapezium.
Setelah itu ,siswa mengadakan Tanya jawab .Pada kegiatan akhir siswa
bersama guru menyimpulkan pembelajaran ,siswa menyelesaikan evaluasi yang diberikan
oleh guru ,dan guru memberikan tindak lanjut berupa PR.
4.2.1 Pengamatan
Pemberian evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran ,jumlah soal
sebanyak 2 soal; yang berbentuk essay .Berikut ini table distribusi
frekuensi/evaluasi siklus I
Tabel
2
Distribusi
frekuensi – Hasil evaluasi akhir siklus I
( SI
)
Skor
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
85 – 100
75 – 84
65 – 74
55 – 64
0 – 54
|
2
7
5
2
1
|
11,76 %
41,18 %
29,41 %
11,76 %
5,88 %
|
|
Dari hasil evaluasi matematika yang didapatkan siswa di siklus I pada table diatas, prosentase siswa yang
mencapai nilai ≥ 75 baru mencapai 52,94 % .Didapat nilai dari evaluasi
matematika di siklus I ( SI ) hanya 9 orang siswa .Hal ini terjadi karena siswa kurang memahami dan mengerti
konsep matematika dalam menyebutkan dan menggunakan rumus luas trapesium .
4.2.2 Refleksi
Dari hasil evaluasi akhir siklus I dapat disimpulkan bahwa tidak
tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal disebabkan oleh beberapa
hambatan ,berikut ini :
- Sebagian siswa kurang semangat dalam pelajaran matematika dikarenakan siswa belum paham dan mengerti materi yang telah dijelaskan
- Siswa merasa bosan dikarenakan media/alat peraga yang dipakai tidak menarik.
- Pengalokasian waktunya kurang tepat.
- Sebagian siswa banyak mengobrol dan bermain ketika salah satu temanya maju kedepan kelas untuk mendemontrasikan cara menemukan rumus luas trapezium.
- Pada proses pembelajaran sebagian siswa kurang aktif dan masih malu-malu ketika mendemontrasikan cara menghitung luas trapezium dengan menggunakan rumus.
- Masih terlihat siswa belum berani bertanya secara langsung kepada guru khususnya siswa yang kemampuanya kurang .Siswa yang bertanya kebanyakan hanya siswa yang selama ini kemampuanya diatas rata-rata sedangkan siswa yang kurang kemampuanya ,hanya bertanya kepada teman-temanya.
- Dari hasil belajar siswa hanya 9 orang siswa saja yang dapat manjawab semua soal dengan benar sedangkan jawaban siswa lainya masih kurang tepat. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami materi yang diajarkan.
4.2.3
Perencanaan tindak lanjut
Dari hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I maka pada siklus II
peneliti akan melakukan perbaikan-perbaikan , yaitu memberikan motivasi kepada
siswa yang kurang bersemangat dan kurang berusaha secara maksimaluntuk terus
balajar matematika, memberikan nasehat untuk tidak rendah diri dan harus
percaya diri , yakin akan kemampuan diri sendiri pada dasarnya manusia
mempunyai kemampuan asalkan kita mau berusaha sekuat tenaga , memberikan dan
melihatkan media/alat peraga semenarik mungkian agar dalam proses pembelajaran
siswa tidak merasa bosan , pada waktu akhir penjelasan, peneliti seharusnya
menanyakan kembali kepada siswa apakah ada yang belum mengerti dari penjelasan
tadi ,serta diadakan Tanya jawab sehingga peneliti tahu siapa saja siswa yang
belum paham atas materi pembelajaran matematika yang telah dijelaskan,
mengalokasikan waktu dengan tepat, sehingga siswa yang melaporkan hasil
diskusinya didepan kelas lebih banyak dan lebih maksimal dalam diskusi,
peneliti terlalu banyak didepan kelas ,disiklus II ini guru harus banyak
berkeliling mendekati meja siswa, yang suka bermain dan mengobrol khususnya
siswa yang kemampuanya kurang agar siswa tersebut lebih terfokuskan danm tidak
mengganggu berjalanya proses pembelajaran dan teman yang lain untuk belajar,
pada sat proses pembelajaran siklus I guru kurang maksimal dalam memberikan
bimbingan kepada siswa yang kurang kemampuanya , untuk melihat sekaligus
memberikan bimbingan secara maksimal kepada siswa sehingga siswa lebih berani
untuk memberikan pertanyaan , peneliti akan berusaha untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami konsep dengan memberikan penjelasan
materi-materi yang lebih mudah dipahami siswa, serta memberikan contoh-contoh
yang lebih banyak lagi kepada siswa yang kurang serius pada sat proses
pembelajaran berlangsung maupun untuk belajar dirumah, diberi nasihat untuk
terus belajar selagi ada kesempatan
untuk bertanya kepada guru atau teman yang lebih pandai.
Hambatan-hambatan diatas merupakan hasil dari pengamatan yaitu peneliti (
guru ) dan dibantu oleh teman ( obsever ) yaitu Harisna,A.Ma.Pd ,pada setiap
pertemuan ( tatap muka ) pada siklus I , didakan pengamatan dengan teliti ,data
terlampir pada lampiran.
4.3
SIKLUS II
4.3.1 Data
tentang rencana siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2010 dengan alokasi waktu
2 x 35 menit .Pada pukul 09.30 - 10.40 Wib. Adapun materi yang diajarkan pada
siklus I yaitu sifat-sifat bangun datar dan pada siklus II ini materi yang
diberikan adalah menyebutkan dan menggambarkan bangun sesuai sifat-sifat bangun
ruang yang diberikan. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan
salam ,menanyakan kehadiran siswa , pada apersepsi guru memberikan pertanyaan
yang berhubungan dengan pemahaman siswa dengan pelajaran matematika untuk
mengenal sifat-sifat bangun ruang , memberikan motivasi dengan menuliskan
materi dipapan tulis , menyampaikan tujuan pembelajaran , memperlihatkan
media/alat peraga berupa bangun datar trapezium, serta menjelaskan
langkah-lkangkah pembelajaran.
Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa memperhatikan
guru dalam menggunakan alat peraga / media untuk memperkenalkan kepada siswa
trapesium dan cara menghitung luasnya.
4.3.1
Pengamatan ( SII )
Hasil evaluasi belajar siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober
2010 , dengan waktu 2 x 35 menit , dan jumlah soal sebanyak 2 dalam bentuk
essay.Hasil evaluasi siswa diperiksa sesuai dengan kunci dan jumlah skor tiap
soal jawaban memiliki bobot nilai 5 dan apabila benar semua maka didapatkan
skor 10 ( 2 soal x 10 bobot nilai dalam tiap soal ). Selengkapnya hasil
evaluasi akhir yang dicapai siklus II disajikan dalam table berikut :
Tabel
3
Distribusi
Frekuensi – Hasil Evaluasi Siklus II ( SII )
Skor
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
85 – 100
75 – 84
65 – 74
55 – 64
0 – 54
|
13
2
2
-
-
|
76,47 %
11,76 %
11,76 %
-
-
|
Dari tabel evaluasi diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang telah
mencapai ≥ 75 berjumlah 15 orang atau 88,23 % .Hasil evaluasi siklus I dari 9
orang ( 52,94 % ) menjadi 15 orang ( 88,23 % ) .Pada siklus II ini jumlah siswa
yang telah mencapai ketuntasan 15 orang , secara klasikal adalah ( 88,23 % ).
Ini berarti ketuntasan secara klasikal sudah berhasil karena batas ketuntasan ≥
85 % saja.
4.3.2 Refleksi
Dari proses pembelajaran dan hasil belajar siswa siklus II, serta
menyeleksi pada siklus I . Hal-hal yang sudah dicapai adalah :
1.
Pada saat mengerjakan soal evaluasi siswa sudah
terlihat ada keinginan untuk mengisi jawaban pada lembar evaluasinya karena
pada siklus II siswa diberi motivasi , dipacu untuk lebih percaya diri akan
kemampuanya.
2.
Pada saat salah satu siswa mendemontrasikan media /
alat peraga ke depan kelas siswa yang lain meny imak penjelasan temanya dan
siswa lebih aktif untuk bersama-sama mengadakan Tanya jawab.
3.
Siswa lebih berani bertanya, jika ada kesulitan karena
peneliti ( guru ) selalu berusaha mendekati siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung, jadi guru tidak ha rus duduk dimeja tetapi dengan memberikan bimbingan
disetiap kelompok diskusi khususnya siswa yang berada dalam kelompok diskusi
yang kurang kemampuanya.
4.
Pengalokasian waktu lebih tepat, sehingga siswa yang
melaporkan hasil diskusinya didepan kelas lebih banyak dan lebih maksimal dalam
berdiskusi.
5.
Dilihat dari hasil evaluasi meningkat walaupun tidak
terlalu tinggi kenaikanya dari 52,94 % menjadi ( 88,23 % ) .Pada siklus II ini
berarti untuk ketuntasan belajar siswa sudah tercapai peningkatanya mencapai
35,29 %.
4.3.3
Perencanaan Tindak Lanjut
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II hasil belajar siswa dan
ketuntasan siswa meningkat dari siklus I. Agar prestasi siswa dapat
dipertahankan , peneliti ( guru ) akan berusaha memberikan motivasi dan
bimbingan secara maksimal.
B. Pembahasan per siklus
Peningkatan hasil belajar siswa terlihat meningkat dari sebelum tindakan
( SO ) , Siklus I ( SI ), dan Siklus II ( SII ). Hal ini dapat dilihat pada
table 4, berikut ini :
Tabel
4
Distribusi
Frekuensi Evaluasi sebelum tindakan ( SO ) , Siklus I ( SI ), Siklus II
(
SII )
Skor
Siswa
|
SO
|
SI
|
SII
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
|
85
– 100
75
– 84
65
– 74
55
– 64
0
– 54
|
1
4
4
6
2
|
5,89
%
23,53
%
23,53
%
35,29
%
11,76
%
|
2
7
5
2
1
|
11,76
%
41,18
%
29,41
%
11,76
%
5,88
%
|
13
2
2
-
-
|
76,47 %
11,76 %
11,76 %
-
-
|
Dari tabel diatas , jumlah siswa yang telah mencapai nilai ≥ 75 sebelum
tindakan ( SO ) : 5 orang ( 29,41 % ) , Siklus I : 9 orang ( 52,94 % ) , Siklus
II : 15 orang ( 88,23 % ) , pada Siklus II, jumlah siswa yang belum tuntas
sebanyak 2 orang. Adapun upaya peneliti terhadap satu orang siswa tersebut
adalah memberikan bimbingan dari penguasaan materi pelajaran maupun moral (
tingkah laku ). Kemudian diberikan evaluasi perbaikan , diluar jam pelajaran
atau diluar kegiatan belajar mengajar.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa metode diskusi
dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan
Sungai Rotan . Hal ini terlihat dari siklus I ketuntasan siswa mencapai 52,94 %
dan siklus II ketuntasan siswa mencapai 88,23 %.
B. SARAN
Bagi Guru :
a. Perlu meningkatkan keterampilan
proses dalam pembelajaran Matematika.
b. Hendaknya membimbing dan
memberikan motivasi kepada siswa untuk
mengeluarkan kemampuanya dalam
mendemontrasikan materi
pembelajaran.
Bagi Siswa :
a. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan evaluasi lebih
banyak lagi.
b. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan pendapat
dan melakukan evaluasi
sendiri.
Bagi Kepala Sekolah/sekolah :
Hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran agar siswa dapat
mengekpresikan kemampuan yang mereka miliki.
Daftar
Pustaka
Yuniarto,dkk.(2004).Cerdas
Matematika.Bogor:Regina.
Dahar,Ratna
Willis.(1996). Teori-teori Belajar.Jakarta:Erlangga.
Depdikbud.(1995).Kurikulum
Pendidikan Dasar.Jakarta:Depdikbud,Ditjen Diknas.
Depdiknas.(2006).Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika SD
dan MI.Jakarta:CV Timur Putra Mandiri
Hamalik,Oemar(2006).Proses
Belajar Mengajar.Hal.30.Bandung:Bumi Aksara
Daryanto(2007).Evaluasi
Pendidikan.Hal 102-124.Jakarta:Rineka Cipta.
Sudjana,Nana(1989).Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar.Hal.111 Bandung:PT Remaja Rosdikarya
Mudjiono,dkk.(1999).Belajar
dan Pembelajaran.Hal.250-251.Jakarta:Rineka Cipta.
http://kuliahme.blogspot.com
RENCANA
PERBAIKAN PEMBELAJARAN I
Mata Pelajaran :
Mtematika
Kelas/semester :
V ( Lima
) / I ( Satu )
Hari/Tanggal :
Kamis / 7 Oktober 2010
Alokasi waktu :
2 x 35 menit
I. Kompetensi
Dasar
Menghitung
luas trapesium dan layang-layang
II. Hasil
Belajar
Siswa
menunjukan kemampuan menghitung luas trapezium dalam berbagai
bentuk
III. Indikator
-
Menemukan rumus luas bangun trapezium
-
Menggunakan rumus luas bangun trapezium
IV. Tujuan
Perbaikan
-
Siswa dapat memahami rumus luas trapezium
-
Siswa dapat menggunakan rumus luas trapezium dalam
menyelesaikan soal
-
Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat
V.
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal ( 10 menit )
1.
Persiapan
- Mengucap salam
- Menanyakan kehadiran siswa
2.
Apersepsi
Siswa dan guru melakukan Tanya jawab
tentang kesamaan trapezium
sama kaki dengan persegi panjang.
3.
Motivasi
- Menuliskan judul pembelajaran
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 40 menit )
- Siswa mendengarkan penjelasan guru dalam
menyampaikan
pembelajaran mengenai luas bangun
datar.
- Siswa
memperhatikan penjelasan guru melalui media berupa model
trapezium
- Siswa
berdiskusi bersama teman sebangku
- Siswa maju mewakili kelompoknya untuk
menghitung luas trapezium
yang telah dibagikan kesetiap
kelompok.
- Siswa
dan guru mengadakan Tanya jawab
C. Kegiatan Akhir ( 20 menit )
-
Siwa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran
-
Siswa diberikan latihan evaluasi akhir
-
Siswa diberi tindak lanjut berupa PR
VI. Sarana dan
Sumber Belajar
- Model bangun datar ( trapezium )
- Gambar bangun datar ( trapezium ) di papan tulis
- Buku matematika kelas V “ Pandai Berhitung Matematika “
- Kurikulum KTSP
VII. Evaluasi
1. Awal :
2. Proses :
Mengamati keaktipan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan tanggapan
3. Akhir :
Soal-soal
Hitunglah luas bangun berikut
ini !
1.
15 cm
8 cm
2.
6 cm
12 cm
Kunci jawaban :
1. Diketahui :
a = 15 cm
b
= 12 cm
t
= 8cm
Ditanya :
Luas Trapesium ?
Penyelesaian :
L. trapezium : = ½
x ( a + b ) x t
= ½ x (
12 cm + 15 cm )x 8 cm
= ½ x 17 cm
x 8 cm
= ½ x 136 cm²
= 68 cm²
2. Diketahui :
a = 12 cm
b =
8 cm
t
= 6 cm
Ditanya :
Luas Trapesium ?
Penyelesaian :
L. trapezium : = ½
x ( a + b ) x t
= ½ x (
12 cm + 8 cm )x 6 cm
= ½ x 20 cm
x 6 cm
= ½ x 120 cm²
= 60 cm²
Kriteria penilaian
Skor Nilai
No
|
No
Soal
|
Bobot
Nilai
|
1
|
1
|
5
|
2
|
2
|
5
|
Jumlah
|
10
|
Mengetahui
Kasai, 7 Oktober
2010
Kepala Sekolah Mahasiswa
AMIN
SUYITNO,S.Pd ARIDI
NIP.197101021993081001 NIM.818788535
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran :
Matematika
Kelas/semester :
V ( Lima
) / I ( Satu )
Hari/Tanggal :
Selasa / 5 Oktober 2010
Alokasi waktu :
2 x 35 menit
I. Standar
Kopetensi
Menghitung
luas bangun datar sederhana dan menggunakanya dalam
pemecahan
masalah
II. Kopetensi
Dasar
Menghitung
luas trapesium dan laying-layang
III. Indikator
-
Menemukan rumus luas bangun trapesium
-
Menggunakan rumus luas bangun trapesium
IV. Tujuan
Pembelajaran
-
Siswa diharapkan dapat menemukan rumus luas trapesium
-
Siswa diharapkan dapat menghitung luas trapesium
V.
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal ( 10 menit )
1.
Persiapan
- Mengucap salam
- Mengabsen
- Mengkondisikan siswa untuk siap belajar
2.
Apersepsi
Siswa diberi pertanyan , seperti :
Siapa yang masih ingat dengan persegi
panjang ?
3.
Motivasi
-
Menuliskan judul pembelajaran
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 40 menit )
- Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok
-
Siswa diminta untuk :
1. Memotong garis putus-putus yang ada pada
trapezium yang telah
disediakan oleh guru
2. Menuliskan rumus luas persegi
panjang
3. Menghubungkan luas persegi panjang
dengan luas trapesium
C. Kegiatan Akhir ( 20 menit )
-
Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran bahwa rumus luas trapezium yaitu merupakan
turunan dari rumus persegi panjang yaitu : ½
x ( a + b ) x t
- Siswa menjawab pertanyaan
-
Guru memberikan evaluasi kepada siswa
-
Guru memeriksa dan menilai tugas siswa
VI. Alat dan
Bahan
» Alat :
- Butir soal
- Petunjuk nilai
- Gambar trapezium dikarton putih
»
Sumber
- Kurikulum KTSP
- Buku Matematika Kelas V ,Pandai Berhitung
Matematika Karangan
Sulardi,Penerbit Erlangga
VII. Evaluasi
1. Awal :
2. Proses :
Mengamati keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan tanggapan
3. Akhir :
Soal Essay
- Tuliskan rumus untuk mencari luas trapezium
- Hitunglah luas trapezium berikut ini !
12 cm
3.
8 cm
10 cm 15 cm
Kunci jawaban :
1. Rumus luas trapezium adalah : ½ x ( a + b ) x
t
2. Diketahui :
a = 8 cm
b = 12 cm
t = 4 cm
Ditanya : Luas Trapesium ?
Penyelesaian :
L. trapezium : = ½ x (
a + b ) x t
=
½ x ( 8 cm + 12 cm )x 4 cm
= ½ x 20 cm
x 4 cm
= ½ x 80 cm²
= 40 cm²
3. Diketahui :
a = 10 cm
b =
15 cm
t
= 8 cm
Ditanya : Luas Trapesium ?
Penyelesaian :
L. trapezium : = ½ x (
a + b ) x t
= ½ x (
10 cm + 15 cm )x 8 cm
= ½ x 25 cm
x 8 cm
= ½ x 200 cm²
= 100 cm²
Kriteria penilaian
Skor Nilai
No
|
No
Soal
|
Bobot
Nilai
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
4
|
3
|
3
|
4
|
Jumlah
|
10
|
Mengetahui
Kasai,
5 Oktober 2010
Kepala
Sekolah
Mahasiswa
AMIN
SUYITNO,S.Pd ARIDI
NIP.197101021993081001 NIM.818788535
RENCANA
PERBAIKAN PEMBELAJARAN II
Mata Pelajaran :
Mtematika
Kelas/semester :
V ( Lima
) / I ( Satu )
Hari/Tanggal :
Sabtu / 9 Oktober 2010
I. Kompetensi
Dasar
Menghitung
luas trapesium dan layang-layang
II. Hasil
Belajar
Siswa
menunjukan kemampuan menghitung luas trapesium dalam berbagai
Bentuk
dan ukuran
III. Indikator
-
Menemukan rumus luas bangun trapesium
-
Menggunakan rumus luas bangun trapesium
IV. Tujuan
Perbaikan
-
Siswa dapat menyebutkan dan memahami rumus luas trapesium
-
Siswa dapat menggunakan rumus luas trapesium dalam
menyelesaikan soal
-
Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat
V.
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal ( 10 menit )
1.
Persiapan
- Mengucap salam
- Menanyakan kehadiran siswa
2.
Apersepsi
Siswa diberi pertanyan oleh guru tentang
trapezium :
- Sebutkan jenis-jenis trapezium ?
- Coba sebutkan ada berapa sisi yang
sejajar pada trapezium ?
3.
Motivasi
- Menuliskan judul pembelajaran
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 40 menit )
-
Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai materi pada pertemuan
kedua tentang menggunakan rumus
trapesium
-
Siswa disuruh membuat / menggambar trapezium dibukunya
-
Siswa diminta menuliskan rumus untuk menghitung luas trapesium
-
Siswa di bombing guru dalam menghitung luas trapezium .
-
Siswa dan guru mengadakan Tanya jawab
-
Siswa mencar bagaimana cara mencari dua sisi yang sejajar dan tegak
pada trapesium
C. Kegiatan Akhir ( 20 menit )
-
Siswa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran
-
Siswa diberikan latihan / evaluasi akhir
-
Siswa diberi tindak lanjut berupa PR
VI. Sarana dan
Sumber Belajar
1. Model trapezium dengan berbagai ukuran
2. Gambar trapezium dikarton
- Buku matematika kelas V “ Pandai Berhitung Matematika “
- Kurikulum KTSP
VII. Evaluasi
1. Awal :
2. Proses :
Mengamati keaktipan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan tanggapan
3. Akhir :
Soal-soal
Hitunglah luas trapesium berikut
ini !
1. 27 cm
16 cm
2.
9 cm
13 cm
24cm
Kunci jawaban :
1. Diketahui :
a = 27 cm
b = 16
cm
t
= 12 cm
Ditanya : Luas Trapesium ?
Penyelesaian :
L. trapezium : = ½ x (
a + b ) x t
= ½ x (
27 cm + 16 cm )x 12 cm
= ½ x 43 cm
x 12 cm
= ½ x 516 cm²
= 258 cm²
2. Diketahui :
a = 24 cm
b = 13 cm
t = 9
cm
Ditanya : Luas Trapesium ?
Penyelesaian :
L. trapezium : = ½ x (
a + b ) x t
= ½ x ( 24
cm + 13 cm )x 9 cm
= ½ x 37 cm
x 9 cm
= ½ x 333 cm²
= 166,5 cm²
Kriteria penilaian
Skor Nilai
No
|
No
Soal
|
Bobot
Nilai
|
1
|
1
|
5
|
2
|
2
|
5
|
Jumlah
|
10
|
Mengetahui
Kasai,
9 Oktober 2010
Kepala
Sekolah
Mahasiswa
AMIN
SUYITNO,S.Pd ARIDI
NIP.197101021993081001 NIM.818788535
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, mata pelajaran ilmu
pengetahuan social dinamai Pengetahuan Sosial karena merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar ( SD ) dan
Madrasah Iftidaiyah ( MI ) mata pelajaran IPS di SD tidak bersifat
keilmuan melainkan bersifat pengetahuan ( Kosasi, 1995 : 6 ) . Mata pelajaran
pengetahuan yang diajarkan bermakna bukanlah teori-teori social atau ilmu-ilmu
social melainkan pengetahuan fungsional dan hal-hal praktis yang berguna bagi
siswa dalam kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang dalam berbagai
lingkungan dan berbagai aspek kehidupan.
Dengan adanya pembelajaran Pengetahuan Sosial, siswa diharapkan mampu
mengembankan sikap, dan mengenal serta mengetahui keragaman kenampakan alam
yang sering terjadi dilingkungan sekitar mereka ( Dekdikbud,2002 ) Untuk
mengetahui tercapai tiudaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan maka
dilakukan penilaian terhadap proses hasil belajar siswa. Dalam buku petunjuk
Pelaksanaan Penilaian di Sekolah Dasar dikatakan bahwa, pembelajaran berhasil
apabila 85 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai ≥ 75 % ( Dekdikbud, 1995
) .
Berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar Mata
Pelajaran Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan hanya 29,41 % dapat mencapai tingkat penguasan
materi. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi
yang dipelajari dan siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Untuk
meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran , maka peneliti
melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ( PTK )
.Kegiatan PTK ini dilaksanakan dalam 2 siklus . Setiap siklus masing-masing
terdiri dari empat tahap , yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.( Wardani,2002 ).
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi focus peneliti
adalah “Apakah Metode Demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan.
C. Tujuan
Perbaikan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial kelas V SDN Kasai Kecamatan
Sungai Rotan melalui metode diskusi.
D. Manfaat
Perbaikan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Guru :
Dapat memperbaiki dan mengetahui kelemahan dalam
menyampaikan materi
pelajaran.
2. Siswa :
- Dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran
- Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan metode
Demontrasi.
- Dapat menumbuhkan bakat minat dalam
pembelajaran
Matematika
3. Sekolah :
Dapat mencerdaskan dan menambah wawasan anak didik sesuai
dengan visi, yaitu
terwujudnya akhlaq, prestasi, berwawasan
global yang dilandasi
nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan
ajaran agama.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A. KTSP Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, antara lain :
» Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
masyarakat dan lingkunganya
» Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai social dan kemanusiaan » Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompotisi dalam masyarakat yang
majemuk , ditingkat lokal, nasional , dan global.
Pokok bahasan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialyang akan
dijadikan perbaikan pembelajaran yaitu kenampakan alam dan kenampakan buatan
serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan sub pokok bahasan
yaitu kenampakan buatan.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode berasal dari bahasa yunani
“ Methodos “ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk
dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan . Fuingsi
metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Menurut Eva Syarifah Nurhayati ( 2008 ) metode adalah alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan , maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan
itu sendiri.
Dalam UU No. 20/2003. Bab I pasal ayat 10 pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Menurut Akhmad Sudrajat metode pembelajaran adalah sebagai cara yang
digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas , peneliti menyimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah cara atau alat untuk mempermudah pembelajaran
yang telah dilakukan dan disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran.
C. Metode Didkusi
Metode Diskusi merupakan suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara
rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah
laku dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang
siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya
secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.
Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan pada suatu
keterikat pada suatu topic atau pokok pertanyaan atau problem. Dimana para
anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan
atau pendapat yang disepakati bersama.
Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsive berisikan pertukaran
pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis. Pemunculan
ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang
yang tergabung dalam kelompok itu , yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan
permasalahandan untuk mencari kebenaran.
Metode Diskusi mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat ,
derngan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal,
tanpa ada aturan-aturan yang berlaku keras , namun tetap harus mengikuti etika
yang disepakati bersama.
Prinsip-prinsip dalam diskusi :
» Melibatkan siswa secara aktif
dalam diskusi yang diadakan
» Diperlukan ketertiban dan
keteraturan dalam mengemukakan pendapat secara bergilir dipimpin oleh seseorang
ketua atau moderator.
» Masalah yang didiskusikan dengan
perkembangan dan kemampuan anak
» Guru berusaha mendorong siswanya
yang kurang aktif untuk melakukan atau mengeluarkan pendapatnya
» Siswa dibiasakan menghargai
pendapat orang lain dalam menyetujui atau menentang pendapat.
Metode diskusi
sangat sesuai digunakan bilamana :
» Materi yang disajikan bersfat yang
tingkat kesempatanya rendah
» Untuk pengembangan sikap dan tujhuan-tujuan
pengajaran yang bersifat efektif
» Untuk tujuan-tujuan yang bersifat analisis
sintesis , dan tingkat pemahaman yang tinggi.
Keunggulan
metode diskusi :
» Suasana kelas menjadi bergairah dimana para
siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang
dibicarakan
» Dapat menjalin hubungan antar individu siswa
sehingga menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berpikir kritis ,
dan sistematis.
» Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa
karena mereka secara aktif mengikuti perdebatan yanmg berlangsung dalam diskusi
Kelemahan-kelemahan metode diskusi :
»
Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam
diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab
terhadap hasil diskusi.
»
Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang
terlalu panjang
»
Para siswa mengalami kesulitan
mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistematis.
Tugas-tugas guru dalam diskusi :
»
Dapat bertindak secara pimpinan dalam diskusi
»
Mengusahakan jalanya diskusi agar tidak terjadi dialog atau hanya
sekedar Tanya jawab antara guru dan siswa atau antara dua orang siswa saja.
»
Sebagai moderator yang dapat mengamankan , menolak atau menyampaikan
pendapat dan usul-usul pendapat dan usul-usul kepada peserta diskusi.
Langkah-langkah yang perlu di dalam
pelaksanaan diskusi :
»
Pemilihan topik yang akan didiskusikan
»
Dibentuk kelompok-kelompok diskusi
»
Dan para siswa melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing.
D.
Hasil Belajar
Hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono,
hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa
dan sisi guru . Dari sisi siswa ,hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut , misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu,dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukan hasil perubahan dari semua
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena
sudah menjadi bagian dari kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas , maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
yang telah dilakukan berulang-ulang untuk membentuk pribadi individu yang
selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara
berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Faktor – faktor yang mempengaruh hasil belajar yaitu :
» Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada
faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun factor yang
mempengaruhi kegiatan tersebut adalah factor psikologis,antara lain yaitu
motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
» Faktor Eksternal ( dari luar individu
yang belajar )
Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa , factor yang
mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan , penanaman dan
keterampilan.
BAB
III
PELAKSANAAN
PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten
Muara Enim,penelitian ini dilakukan mulai tanggal 11 Oktober 2010 sampai 14
Oktober 2010 .Adapun mata pelajaran yang akan diteliti adalah mata pelajaran
Matematika Kelas V SDN Kasai.Jumlah siswa yang akan diteliti terdiri dari 10
laki-laki dan 7 perempuan .Siswa dikelas V sudah dikelompokan secara heterogen,
dengan kemampuan yang berbeda-beda berdasarkan tes awal.
B. Deskripsi Persiklus
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri
dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Siklus 1
A.
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
-
Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP 1 )
-
Lembar Observasi
-
Lembar Penilaian ( APKG 1 dan APKG 11 )
-
Alat peraga berupa kotak yang berbentuk kubus
-
Lembar pengamatan
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama
dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2010 .Pada tahap
ini peneliti
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rencana
perbaikan pembelajaran I.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
Kegiatan
awal :
- Persiapan
- Apersepsi
- Memotivasi siswa
Pada kegiatan inti :
- Peneliti menyampaikan materi pembelajaran
- Peneliti membagi siswa menjadi 3 kelompok
dalam kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang siswa
- Peneliti memberikan lembar untuk berdiskusi
- Peneliti membimbing siswa untuk berdiskusi
- Peneliti meminta siswa untuk melaporkan hasil
diskusi kelompoknya
- Peneliti dan siswa mengadakan Tanya jawab
Pada kegiatan akhir :
- Siswa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan
pelajaran
- Siswa diberikan latihan / evaluasi akhir
- Siwa diberi tindak lanjut berupa PR
C.
Pengamatan
Tahap ini
bertujuan untuk mengetahui kelemahan, kekurangan ,dan kelebihan
pada siklus
pertama .Kegiatan ini berguna untuk memperbaiki pelajaran pada
siklus
berikutnya.Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat yaitu
Harisna,A.Ma.Pd
D.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I , serta temuan-temuan lainya , maka
peneliti merumuskan tindak lanjut yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
-
Membuat rencana perbaikan pembelajaran dua dengan kompetensi dasar
mengidentifikasi berbagai bangun datar
sederhana menurut sifat atau
unsurnya
- Menyiapkan
lembar observasi
-
Menyiapkan penilaian ( APKG I dan APKG II )
-
Lembar pengamatan
A.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dua pada siklus
kedua dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2010 .Pada tahap ini peneliti
melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan perbaikan dua kegiatan
pembelajaran dimulai dengan.
Kegiatan awal :
-
Persiapan
-
Apersepsi
-
Memotivasi siswa
Pada kegiatan intinya yaitu :
-
Peneliti menyiapkan materi pembelajaran
-
Peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok satu kelompok terdiri dari 6
orang siswa
-
Peneliti meminta siswa untuk berdiskusi
-
Peneliti memberi lembaran diskusi kepada siswa
-
Peneliti membimbing siswa untuk berdiskudi
-
Penelitim memintah siswa untuk melaporkan hasil diskusinya didepan kelas
-
Peneliti mengadakan Tanya jawab.
Pada kegiatan
akhir :
-
Siswa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran
-
Siswa diberikan latihan evaluasi akhir
-
Siswa diberi tindak lanjut berupa PR
B. Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan, kekurangan dan kelebihan
pada siklus pertama. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat yaitu
Harisna,A.Ma.Pd seorang guru kelas VI SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan
Kabupaten Muara Enim.
C. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan ( Observasi ) dan siklus I ternyata pada
siklus kedua diperoleh temuan bahwa dengan melakukan diskusi dan persentasi,
siswa dengan mudah memahami materi pembelajaran
dan dapat menarik minat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per
siklus
Penelitian tindakan ini dilaksanakan
di Kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan dengan jumlah siswa 17 orang
yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan.adapun
penelitian menjkadikan siswa kelas V sebagai subjek penelitian , karena hasil
belajar siswa rendah, penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus . Dalam
tiap siklus diadakan pengamatan terhadap siswa , baik sat pembelajaran maupun
sat evaluasi .Pengamatan sebagai bahan acuan untuk refleksi pada siklus
berikutnya.
4.3
Hasil evaluasi sebelum tindakan ( SO )
Hasil evaluasi sebelum tindakan pada materi mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang ( kubus dan balok ) seperti tertera pada table 1 dibawah ini.
Tabel
1
Hasil
evaluasi sebelum tindakan ( SO )
Skor
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
85 – 100
75 – 84
65 – 74
55 – 64
0 – 54
|
1
4
8
2
2
|
5,89 %
23,53 %
47,06 %
11,76 %
11,76 %
|
|
Jika dilihat dari table diatas hasil evaluasi sebelum tindakan perbaikan
prosentase siswa yang mencapai nilai ≥ 7,5 hanya 5 orang yang tuntas baru
mencapai 29,41 %
4.2 Siklus I
4.2.1 Data tentang rencana Siklus I
Siklus I dilaksanakan dari tanggal 12 Oktober siklus I ini dilaksanakan
dalam 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit ) pada pukul 09.30 – 10.40 Wib. Adapun materi-materi
yang diajarkan adalah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa alam atau kenampakan
alam .
Pada pelaksanaan perbaikan siklus I, kegiatan pembelajaran dimulai dengan
guru mengucapkan salam, menanyakan kehadiran siswa, pada apersepsi guru
memberikan pertanyan yang berhubungan dengan pemahaman siswa , dan memberi
motivasi dengan menuliskan materi pembelajaran didepan papan tulis ,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
pada kegiatan inti.peneliti menyampaikan materi pembelajaran, siswa dibagi
menjadi 3 kelompok, 1 kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang siswa , serta
peneliti memberikan lembar diskusi , dalam berdiskusi siswa dibimbing peneliti.
Dan selanjutnya pada kegiatan inti siswa dan peneliti ( guru ) mengadakan
Tanya jawab . Pada kegiatan akhir siswa dibimbing peneliti ubntuk menyimpulkan
pelajaran , siswa diberikan latihan / evaluasi akhir dan mengadakan Tanya
jawab.
4.2.2 Pengamatan
Pemberian evaluasi pada siklus I deilaksanakan tanggal 12 oktober 2010
pada akhir pembelajaran , jumlah soal sebanyak 5 butir soal yang berbentuk
isian.
Berikut ini table distribusi
frekuensi/evaluasi siklus I
Skor
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
85 – 100
75 – 84
65 – 74
55 – 64
0 – 54
|
4
6
5
1
1
|
23,53 %
35,29 %
29,41 %
5,88 %
5,88 %
|
Dari hasil evaluasi siklus I pada
table diatas, prosentase siswa yang mencapai nilai ≥ 75 baru mencapai 52,94 %
.Didapat nilai dari hasil evaluasi akhir hanya 10 orang siswa yang bias
menjawab semua soal dengan benar . Kesalahan siswa banyak terjadi pada soal
nomor 2 kemudian diikuti nomor 4. .
4.2.3 Refleksi
Dari hasil evaluasi akhir siklus I dapat disimpulkan bahwa tidak
tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal disebabkan oleh beberapa
hambatan ,berikut ini :
- Sebagian siswa kurang semangat karena tidak menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
- Sebagian siswa terlihat bermain mengobrol diwaktu pelajaran.
- Sebagian siswa bosan dalam mengikuti pelajaran karena penjelasanya kurang menarik dan kurang dimengerti bagi mereka.
- Diwaktu guru memberikan materi pelajaran , siswa mengerti penjelasan guru tetapi ketika dalam pemberian tugas/evaluasi kebanyakan siswa lupa dan tidak bias mengisi soal dengan baik, ini dikarenakan siswa tidak terlalu memahami materi yang telah diberikan guru.
- Pada waktu diskusi , sebagian siswa yang aktif mencari jawaban , dan siswa yang tidak aktif kebanyakan ngobrol, sering keluar kelas dan buat keributan di dalam kelas.
- Pengalokasian waktu yang kurang tepat , sehingga hanya 2 kelompok yang bias melaporkan hasil diskusinya didepan kelas.
- Siswa masih terlihat belum berani untuk bertanya secara langsung kepada guru khususnya siswa yang kemampuanya kurang. Siswa yang bertanya kebanyakan siswa yang kemampuanya diatas rata-rata.
Hambatan-hambatan
diatas merupakan hasil dari pengamatan yaitu peneliti ( guru ) dan dibantu oleh
teman ( obsever ) yaitu Harisna,A.Ma.Pd pada setiap pertemuan ( tatap muka )
pada siklus I , diadakan pengamatan dengan teliti , data terlampir pada
lampiran.
4.2.3 Perencanaan Tindak Lanjut
Dari
hambatan-hambatan yanmg terjadi pada siklus I , maka pada siklus II peneliti
akan melakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut :
» Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang
bersemangat dan kurang berusaha secara maksimal untuk terus belajar , dalam
membahas hasil diskusi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, memberikan nasihat
ubntuk tidak rendah diri dan harus percaya diri atas kemampuansendiri.
» Pada kegiatan inti peneliti / guru lebih
memfokuskan anak-anak dalam berdiskusi sehingga tidak ada anak/siswa yang
mengobrol dan semua siswa dapat ikut aktif dalam berdiskusi.
» Peneliti ( guru ) harus memberi penjelasan
yang lebih menarik atau dengan cara menggunakan media agar semua perhatian
siswa dapat terfokuskan didepan sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti
pelajaran.
» Pada waktu akhir penjelasan , peneliti
seharusnya menanyakan kembali kepada siswa apakah ada yang belum mengerti dari
penjelasan tadi, serta diadakan Tanya jawab sehingga peneliti tahu siapa saja
siswa yang belum paham atas materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang
dijelaskan.
» Pada sat proses pembelajaran siklus I guru
kurang maksimal dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang
kemampuanya,untuk melihat sekaligus memberikan bimbingan secara maksimal kepada
siswa sehingga siswa lebih berani untuk memberikan pertanyaan.
» Mengalokasikan waktu dengan tepat , sehingga
siswa yang melaporkan hasil diskusinya didepan kel;as lebih banyak dan lebih
maksimal dalam diskusi.
» Peneliti akan berusaha untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami konsep dengan memberikan penjelasan
materi-materi yang lebih mudah dipahami siswa , serta memberikan contoh-contoh
yang lebih banyak lagi kepada siswa yang kurang serius pada saat proses
pembelajaran berlangsung maupun untuk belajar dirumah , diberi nasihat untuk
terus belajar selagi ada kesempatan untuk bertanya kepada guru atau teman yang
lebih pandai.
4.4
Siklus II
4.3.1 Perencanaan
Siklus II
dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2010 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit
.pada pukul 10.55 – 12. 05 Wib.Adapun materi yang diajarkan pada siklus I yaitu
mengidentifikasi peristiwa-peristiwa alam atau kenampakan alam , dan pada
siklus II ini materi yang diberikan adalah kenampakan alam yang disebabkan oleh
ulah manusia.
Pada siklus II
ini peneliti akan melaksanakan rencana tindakan yang telah disebutkan pada
refleksi siklus I untuk diadakan perbaikan pada siklus II , yaitu memberikan
motivasi kepada siswa yang kurang bersemangat dan kurang berusaha secara
maksimal untuk terus belajar, dalam membahas
hasil diskusi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial , memberikan nasihat
untuk tidak rendah diri dan harus percaya diri atas kemampuan sendiri , pada
siklus I peneliti ( guru ) hanya duduk didepan saja dan memantau diskusi siswa
dari depan kelas tanpa berkeliling memberikan bimbingan, pada siklus II ini
Peneliti lebih memfokuskan anak-anak dalam berdiskusi dan memantau serta
berkeliling memndekati siswa sehingga tidak ada siswa yang bermain/ngobrol dan
semua siswa dapat ikut aktif dalam berdiskusi.
Pada siklus I
peneliti memberikan penjelasan yang membuat siswa bosan, pada siklus II ini
peneliti ( guru ) harus memberikan penjelasan yang lebih menarik atau dengan
cara menggunakan media agar semua perhatian siswa dapat terfokuskan didepan
kelas sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran , pada siklus I
peneliti kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan peneliti
tidak menanyakan kembali kepada siswa apakah mereka sudah jelas dan paham
terhadap materi yang telah disampaikan peneliti tadi.
Pada siklus II
ini diakhir waktu penjelasan , peneliti memberikan kesempatan bagi siswa untuk
bertanya dan menanyakan kembali kepada siswa apakah ada yang belum mengerti
dari penjelasan tadi , serta diadakan Tanya jawab sehingga peneliti tahu siapa
saja yang kurang paham atas materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang
telah dijelaskan , pada sat proses pembelajaran siklus I guru kurang maksimal
dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang kemampuanya, untuk melihat
sekaligus memberikan bimbingan secara maksimal kepada siswa sehingga siswa
lebih berani untuk memberikan pertanyaan, pada siklus I , peneliti kurang
mengalokasikan waktu dan pada siklus II ini, peneliti mengalokasikan waktu
dengan tepat, sehingga siswa yang melaporkan hasil diskusinya didepan kelas
lebih banyak dan lebih maksimal dalam berdiskusi, peneliti akan berusaha untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep dengan memberikan penjelasan
materi-materi yang lebih mudah dipahami siswa, serta memberikan contoh-contoh
yanmg lebih banyak lagi kepada siswa yang kurang serius pada saat proses
pembelajaran berlangsung maupun untuk belajar dirumah, diberi nasihat untuk
terus belajar selagi ada kesempatan untuk bertanya kepada guru atau teman yang
lebih pandai
4.3.2
Pengamatan
Hasil evaluasi belajar siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober
2010 , dengan waktu 2 x 35 menit , dan jumlah soal sebanyak 5 dalam bentuk
essay.Hasil evaluasi siswa diperiksa sesuai dengan kunci dan jumlah skor tiap
soal jawaban memiliki bobot nilai 5 dan apabila benar semua maka didapatkan
skor 10 ( 2 soal x 10 bobot nilai dalam tiap soal ). Selengkapnya hasil
evaluasi akhir yang dicapai siklus II disajikan dalam table berikut :
Tabel
3
Distribusi
Frekuensi – Hasil Evaluasi Siklus II
Skor
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
85 – 100
75 – 84
65 – 74
55 – 64
0 – 54
|
10
6
1
-
-
|
58,82 %
35,29 %
29,41 %
-
-
|
Dari tabel evaluasi diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang telah
mencapai ≥ 75 berjumlah 16 orang atau 94,12 % .Hasil evaluasi siklus I dari 10
orang ( 58,82 % ) menjadi 16 orang ( 94,12 % ) .Pada siklus II ini jumlah siswa
yang telah mencapai ketuntasan 16 orang , secara klasikal adalah ( 94,12 % ).
Ini berarti ketuntasan secara klasikal sudah berhasil karena batas ketuntasan ≥
85 % saja.
4.3.2 Refleksi
Dari hasil evaluasi siklus II, dengan melihat hasil belajar siswa pada
siklus II .Hal-hal yang sudah dicapai adalah
:
1.Pada saat mengerjakan soal evaluasi siswa sudah terlihat ada keinginan
untuk mengisi jawaban pada lembar evaluasinya karena pada siklus II siswa
diberi motivasi , dipacu untuk lebih percaya diri akan kemampuanya.
2.Pada saat salah satu siswa mendemontrasikan media / alat peraga ke
depan kelas siswa yang lain meny imak penjelasan temanya dan siswa lebih aktif
untuk bersama-sama mengadakan Tanya jawab.
3.Siswa lebih berani bertanya, jika ada kesulitan karena peneliti ( guru
) selalu berusaha mendekati siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung,
jadi guru tidak ha rus duduk dimeja tetapi dengan memberikan bimbingan disetiap
kelompok diskusi khususnya siswa yang berada dalam kelompok diskusi yang kurang
kemampuanya.
4.Pengalokasian waktu lebih tepat, sehingga siswa yang melaporkan hasil
diskusinya didepan kelas lebih banyak dan lebih maksimal dalam berdiskusi.
5.Dilihat dari hasil evaluasi meningkat walaupun tidak terlalu tinggi
kenaikanya dari 58,82 % menjadi ( 94,12 % ) .Pada siklus II ini berarti untuk
ketuntasan belajar siswa sudah tercapai peningkatanya mencapai 35,3 %.
4.3.4
Perencanaan Tindak Lanjut
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II hasil belajar siswa dan
ketuntasan siswa meningkat dari siklus I. Agar prestasi siswa dapat
dipertahankan , peneliti ( guru ) akan berusaha memberikan motivasi dan
bimbingan secara maksimal.
B. Pembahasan per siklus
Peningkatan hasil belajar siswa terlihat meningkat dari sebelum tindakan
( SO ) , Siklus I ( SI ), dan Siklus II ( SII ). Hal ini dapat dilihat pada
table 4, berikut ini :
Tabel
4
Distribusi
Frekuensi Evaluasi sebelum tindakan ( SO ) , Siklus I ( SI ), Siklus II
(
SII )
Skor
Siswa
|
SO
|
SI
|
SII
|
|||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
|
85
– 100
75
– 84
65
– 74
55
– 64
0
– 54
|
1
4
8
2
2
|
5,89
%
23,53
%
47,06
%
11,76
%
11,76
%
|
4
6
5
1
1
|
23,53
%
35,29
%
29,41
%
5,88
%
5,88
%
|
1
6
1
-
-
|
58,82
%
35,29
%
29,41
%
-
-
|
Dari tabel diatas , jumlah siswa yang telah mencapai nilai ≥ 75 sebelum
tindakan ( SO ) : 5 orang ( 29,41 % ) , Siklus I : 10 orang ( 58,82 % ) ,
Siklus II : 16 orang ( 94,11 % ) , pada Siklus II, jumlah siswa yang belum
tuntas sebanyak 1 orang. Adapun upaya peneliti terhadap satu orang siswa
tersebut adalah memberikan bimbingan dari penguasaan materi pelajaran maupun
moral ( tingkah laku ). Kemudian diberikan evaluasi perbaikan , diluar jam
pelajaran atau diluar kegiatan belajar mengajar.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa metode diskusi
dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan
. Hal ini terlihat dari siklus I ketuntasan siswa mencapai 58,82 % dan siklus
II ketuntasan siswa mencapai 94,11 %.
B. SARAN
Bagi Guru :
a. Perlu meningkatkan keterampilan
proses dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
b. Hendaknya membimbing dan
memberikan motivasi kepada siswa untuk
mengeluarkan kemampuanya dalam
mendemontrasikan materi
pembelajaran.
Bagi Siswa :
a. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan evaluasi lebih
banyak lagi.
b. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan pendapat
dan melakukan evaluasi sendiri.
Bagi Kepala Sekolah/sekolah :
Hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran agar siswa dapat
mengekpresikan kemampuan yang mereka miliki.
Daftar
Pustaka
Yuniarto,dkk.(2004).Cerdas
Matematika.Bogor:Regina.
Dahar,Ratna
Willis.(1996). Teori-teori Belajar.Jakarta:Erlangga.
Depdikbud.(1995).Kurikulum
Pendidikan Dasar.Jakarta:Depdikbud,Ditjen Diknas.
Depdiknas.(2006).Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika SD
dan MI.Jakarta:CV Timur Putra Mandiri
Hamalik,Oemar(2006).Proses
Belajar Mengajar.Hal.30.Bandung:Bumi Aksara
Daryanto(2007).Evaluasi
Pendidikan.Hal 102-124.Jakarta:Rineka Cipta.
Sudjana,Nana(1989).Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar.Hal.111 Bandung:PT Remaja Rosdikarya
Mudjiono,dkk.(1999).Belajar
dan Pembelajaran.Hal.250-251.Jakarta:Rineka Cipta.
http://kuliahme.blogspot.com
RENCANA
PERBAIKAN PEMBELAJARAN I
Mata Pelajaran :
IPS
Kelas/semester :
V ( Lima
) / I ( Satu )
Hari/Tanggal :
Selasa / 12 Oktober 2010
Alokasi waktu :
2 x 35 menit
I. Kompetensi
Dasar
Mengenal
keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia
dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media lainya.
II. Hasil
Belajar
Siswa
dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan
bagi
masyarakat setempat
III. Indikator
-
Mengidentifikasi kenampakan buatan diwilayah indonesia
-
Menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan
kenampakan bagi
wilayah masyarakat setempat
IV. Tujuan
Perbaikan
-
Siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru
-
Siswa dapat menjelaskan keuntungan dari kenampakan
buatan
-
Siswa dapat menjelaskan kerugian dari kenampakan buatan
V.
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal ( 10 menit )
1.
Persiapan
- Mengucap salam
- Menanyakan kehadiran siswa
- Mengadakan Tanya jawab tentang kenampakan
buatan
2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 40 menit )
- Guru
mengulangi materi pada pertemuan pertama
- Siswa mendengar penjelasan guru tentang
kenampakan buatanmperhatikan
-
Siswa dibimbing untuk berdiskusi
-
Siswa diminta untuuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
-
Siswa dan guru mengadakan Tanya jawab tentang kenampakan buatan
C. Kegiatan Akhir ( 20 menit )
-
Siwa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran
-
Siswa diberikan latihan evaluasi akhir
-
Siswa diberi tindak lanjut berupa PR
VI. Alat dan
Bahan
»
Alat :
-
Butir soal
-
Petunjuk penilaian
-
Gambar kenampakan buatan
»
Bahan :
-
Kurikulum KTSP
-
Buku IPS Kelas V karangan Reny Yuliafi dan AdeMunajat,
pusat perbukuan nasional
VII. Penilaian
1. Awal :
2. Proses :
Mengamati keaktipan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan tanggapan
3. Akhir :
Soal-soal
1. Tuliskan
4 contoh kenampakan buatan !
2. Tuliskan
2 manfaat waduk bagi masyarakat !
3. Apakah
kerugian yang diaklibatkan oleh pembangunan jalan, waduk, dan pabrik-pabrik.!
4. Jika
ekosistem rusak dapat mengakibatkan kerusakan alam yang lebih besar diantaranya
!
Kunci jawaban :
1. – Waduk atau bendungan
- Kawasan industri
- Pemukiman
- Perkebunan
2. – Untuk pengairan sawah dan perkebunan
- Untuk pembangkit listrik tenaga air
3. Rusaknya ekosistem
4. Banji, longsor, dan bencana alam lainya’
5. Jawa tengah
Kriteria penilaian
Bobot nilai
No
|
No
Soal
|
Bobot
Nilai
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
4
|
4
|
2
|
5
|
5
|
2
|
Jumlah
|
10
|
Mengetahui
Kasai,
12 Oktober 2010
Kepala
Sekolah
Mahasiswa
AMIN
SUYITNO,S.Pd ARIDI
NIP.197101021993081001 NIM.818788535
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran :
IPS
Kelas/semester :
V ( Lima
) / I ( Satu )
Hari/Tanggal :
Selasa / 11 Oktober 2010
Alokasi waktu :
2 x 35 menit
A. Kopetensi
Dasar
Mengenal
keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia
dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media lainya.
B. Indikator
-
Mengidentifikasi kenampakan buatan diwilayah indonesia
-
Menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan
kenampakan bagi
wilayah masyarakat setempat
C. Tujuan
Pembelajaran
-
Siswa dapat mengidentifikasi kenampakan buatan
diwilayah indonesia
-
Siswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan
buatan ( waduk/pelabuhan, kawasan industri perkebunan ) bagi masyarakat
setempat.
D. Langkah-langkah
Pembelajaran
1. Kegiatan Awal ( 10 menit )
a.
Persiapan
- Mengucap salam
- Mengabsen
- Mengkondisikan siswa untuk siap belajar
b. Apersepsi
“ Menanyakan kepada siswa dimana kamu
tinggal “ ?
c. Motivasi
- Menuliskan judul
pembelajaran
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
2.
Kegiatan Inti ( 40 menit )
- Siswa
mendengarkam penjelasan tentang kenampakan buatan diwilayah Indonesia
- Siswa dibagi menjadi 3 kelompok setiap
kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang
- Siwa diberi
lembar diskusi
- Siswa diminta
untuk berdiskusi
- Siswa di
bombing dalam berdiskusi
- Siswa dan
guru mendiskusikan keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan buatan bagi
masyarakat setempat.
3. Kegiatan
Akhir ( 20 menit )
- Siswa dan
guru menyimnpulkan tentang keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan
buatan bagi masyarakat setempat.
- Memberi soal
- Memberi
tindak lanjut berupa PR
- ggGuru
menegaskan tentang pentingnya bersahabat dengan alam
E. Alat dan
Bahan
» Alat :
- Butir soal
- Petunjuk nilai
- Gambar media dikarton
»
Sumber
- Kurikulum KTSP
- Buku Ilmu pengetahuan sosial Kelas V ,karangan
Reny Yuliati dan Ade Munajat , pusat perbukuan nasional
F. Penialian
Tes tertulis : Uraian
Soal
1. Tuliskan tujuan dibuatnya kenampakan buatan
bagi manusia ?
2. Tuliskan 4 contoh kenampakan buatan ?
3. Tuliskan 2 manfaat dibuatnya waduk bagi
manusia ?
4. Dimanakah banyak terdapat kenampakan buatan
berupa pemukiman ?
5. Tuliskan 3 contoh pabrik besar yang ada di Indonesia
?
Kunci jawaban
1. Memenuhi kebutuhan hidup manusia
2. - Waduk / bendungan
-
Kawasan industri
-
Perkebunan
-
Pemukiman
3. - Untuk mengairi sawah dan perkebunan
-
Pembangkit listri tenaga air ( PLTA )
4. Di perhutanan
5. -
Pabrik semen gersik
- PT.
Dirgantara Indonesia
-
Pabrik Krakatau steel
Skor nilai
No
|
No
Soal
|
Bobot
Nilai
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
4
|
4
|
2
|
5
|
5
|
2
|
Jumlah
|
10
|
Mengetahui Kasai, 11
Oktober 2010
Kepala
Sekolah
Mahasiswa
AMIN
SUYITNO,S.Pd ARIDI
NIP.197101021993081001 NIM.818788535
RENCANA
PERBAIKAN PEMBELAJARAN II
Mata Pelajaran :
IPS
Kelas/semester : V ( Lima
) / I ( Satu )
Hari/Tanggal :
Kamis / 14 Oktober 2010
I. Kompetensi
Dasar
Menghitung
luas trapesium dan layang-layang
II. Hasil
Belajar
Siswa
menunjukan kemampuan menghitung luas trapesium dalam berbagai
Bentuk
dan ukuran
II. Hasil
Belajar
Siswa
dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan
bagi
masyarakat setempat
III. Indikator
-
Mengidentifikasi kenampakan buatan diwilayah indonesia
-
Menjelaskan keuntungan dan kerugian pembangunan
kenampakan bagi
wilayah masyarakat setempat
IV. Tujuan
Perbaikan
-
Siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru
-
Siswa dapat menjelaskan keuntungan dari kenampakan
buatan
-
Siswa dapat menjelaskan kerugian dari kenampakan buatan
V.
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal ( 10 menit )
1.
Persiapan
- Mengucap salam
- Menanyakan kehadiran siswa
- Mengadakan Tanya jawab tentang kenampakan
buatan
2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 40 menit )
-
Guru mengulangi materi pada pertemuan pertama
-
Siswa mendengar penjelasan guru tentang kenampakan buatanmperhatikan
-
Siswa dibimbing untuk berdiskusi
-
Siswa diminta untuuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
-
Siswa dan guru mengadakan Tanya jawab tentang kenampakan buatan
C. Kegiatan Akhir ( 20 menit )
-
Siwa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran
-
Siswa diberikan latihan evaluasi akhir
-
Siswa diberi tindak lanjut berupa PR
VI. Alat dan
Bahan
»
Alat :
-
Butir soal
-
Petunjuk penilaian
-
Gambar kenampakan buatan
»
Bahan :
-
Kurikulum KTSP
-
Buku IPS Kelas V karangan Reny Yuliafi dan AdeMunajat,
pusat perbukuan nasional
VII. Penilaian
1. Awal :
2. Proses :
Mengamati keaktipan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
memberikan tanggapan
3. Akhir :
Soal-soal
1.Tuliskan 4 contoh kenampakan
buatan !
2.Untuk menghindari bencana maka
pembangunan harus selaras dengan ……….
3.Tuliskan sarana yang diperlukan
untuk transportasi darat !
4.Tuliskan 2 manfaat dari waduk !
Kunci jawaban :
1. – Waduk atau bendungan
- Kawasan industri
- Pemukiman
- Perkebunan
2. – Untuk pengairan sawah dan perkebunan
- Untuk pembangkit listrik tenaga air
3. Rusaknya ekosistem
4. Banji, longsor, dan bencana alam lainya’
5. Jawa tengah
Kriteria penilaian
Bobot nilai
No
|
No
Soal
|
Bobot
Nilai
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
4
|
4
|
2
|
5
|
5
|
2
|
Jumlah
|
10
|
Mengetahui
Kasai,
14 Oktober 2010
Kepala
Sekolah
Mahasiswa
AMIN
SUYITNO,S.Pd ARIDI
NIP.197101021993081001 NIM.818788535
2 komentar:
PKP yang bagus, dan jika mau tambahan contoh pkp siap download (ada 11 PKP ) di www.pkpku.blogspot.com
Ass. Blog nya diterusin jangan mendeg, minimal tiap bulannya ada upload. kalau perlu blognya juga dipercantik dg beberapa aplikasi yg menarik, yang jelas harus rajin jadi blogger. silahkan kunjungi blog saya: ForumLangit.Com atau kkg23.blogspot.com
Posting Komentar