A. PENGERTIAN, SIFAT
, DAN HAKIKAT SASTRA ANAK
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita mendengar orang menyebutkan atau
mengucapkan kata sastra anak.Kata sastra anak merupakan dua patah kata yang
dirangkai menjadi satu kata sebut, yaitu dari kata sastra dan kata anak. Kata
sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang
bermediumkan bahasa.Sementara itu kata anak disini diartikan sebagai manusia
yang masih kecil, disini bukan anak balita dan bukan pula anak remaja ,
me;lainkan anak yang masih berumur antara 6 – 13 tahun, usia anak sekolah
dasar. Jadi secara sederhan istilah sastra anak dapat diartikan sebagai karya
seni yang imajinatif dengan unsure estetisnya dominant yang bermediumkan bahasa
, baik lisan maupun tertulis, yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak
dan berisi dunia yang berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.
Sementara itu, istilah cerita anak merupakan yang umum untuk menyebut
sastra anak yang semata-mata bergenre prosa, seperti dongeng , legenda, mite
yang diolah kembali menjadi cerita anak , dan tidak termasuk jenis puisi anak
atau drama anak.
Sifat dan hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam
kehidupan anak – anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa,
sifat sastra anak lebih menonjolkan unsur fantasi .Di situlah letak kekhasan
hakikat sastra anak , yaitu bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan
imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam alam
kehidupan mereka ( sarumpaet, 1976 : 29 )
B.
CIRI SASTRA ANAK
Riris K. Toha – Sarumpaet ( 1876 : 29-32 ) mengemukakan bahwa ada 3 ciri
yang menandai sastra anak itu berbeda dengan sastra orang dewasa .Tiga cirri
pembeda itu berupa (1) unsur pantangan, (2) Penyajian dengan gaya secara langsung, dan (3) Fungsi terapan.
Unsur pantangan merupakan unsure yang secara khusus berkenaan dengan tema
dan amanat. Secara umum dapat dikatakan bahwa sastra anak menghindari atau
pantangan terhadaf persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks, cinta yang
erotis, dendam yang menimbulkan kebencian, kekejaman, prasangka buruk,
kecurangan yang jahat dan masalah kematian.
Penyajian dengan
gaya secara
langsung adalah bahwa sajian cerita merupakan deskripsi secara singkat dan
langsung menuju sasaranya, mengetengahkan gerak yang dinamis, dan jelas
sebab-sebabnya.
Fungsi terapan adalah sajian cerita yang harus bersifat imformatif dan
mengandung unsure-unsur yang bermanfaat, baik untuk pengetahuan umum,
keterampilan khusus, maupun untuk pertumbuhan anak.Fungsi terapan dalam sastra
anak ini ditunjukan oleh unsur-unsur instrinsik yang terdapat pada teks karya
sastra anak itu sendiri ,misalnya dari judul petualangan Sinbad akan memberi
informasi tokoh asing .
C. JENIS SASTRA ANAK
Seperti halnya karya satra secara umu, jenis sastra anak juga terdapat
bentuk prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi sastra anak adalah yang
paling banyak ditulis orang. Sementara itu , jenis karya drama anak sangat
jarang ditulis dan bukan berarti tidsak ada.
Hakikat dan sifat sastra anak dapat dikelompokan menjadi tiga jenis yang
dilihat dari kehadiran tokohnya, yaitu (1) jenis karya sastra anak yang
mengetengahkan tokoh utama yang berasal dari alam benda mati ,seperti, batu,
sungai, air, lautan , sepatu dan kue; (2) jenis karya sastra anak yang
mengetengahkan tokoh utama yang berasal dari alam benda hidupyang bukan
manusia, seperti bunga sepatu, buaya, ikan hiu, pelanduk atau sikancil, dan
rumput; serta (3) jenis karya sastra anak yang mengenengahkan tokoh utama yang
berasal dari alam manusia itu sendiri, seperti dalam kisah Cinderella,putrid
kerudung merah, bawang merah dan bawang putih, dan putrid salju.
D. FUNGSI SASTRA ANAK
Ditinjau dari segi fungsi pragmatiknya, sastra anak berfungsi sebagai
pendidikan dan hiburan.Fungsi pendidikan pada sastra anak memberi banyak
informasi tentang sesuatu hal, memberi banyak pengetahuan, memberi kreativitas
atau keterampilan anak, dan juga memberi pendidikan moral padaanak.
Saudara , selain fungsi pendidikan dan hiburan, menurut Suwardi
Endraswara (2002) , sastra anak juga berfungsi (1) membentuk kepribadian, dan
(2) menuntun kecerdasan emosi anak.Perkembangan emosi anak akan dibentuk
melalui karya sastra yang di bacanya.
Apresiasi
Sastra Anak
A. PENGERTIAN APRESIASI
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar atau membaca istilah
apresiasi ataupun mengapresiasi diucapkan atau dituliskan orang dalam berbagai
kesempatan.Pengertian apresiasi yang kita maksudkan disini adalah (1) kesadaran
kita terhadap seni nilai-nilai budaya (
sastra anak ), dan (2) Penilaian atau penghargaan kita terhadap sesuatu (
sastra anak ).
B. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA ANAK
Pengertian sastra anak dalam apresiasi sastra disini adalah sesuatu yang
dijadikan pokok pembicaraan atau objek materi yang dibahas .Sebagaimana kita
ketahui bahwa sastra anak adalah karya sastra yang dikonsumsi oleh anak-anak.
Seseorang melakukan apresiasi terhadap sastra anak setelah seseorang melakukan
kegiatan, misalnya membaca , mendengarkan, mendeklamasikan , menulis ulang, dan
sebagainya.
C. KEGIATAN APRESIASI SASTRA ANAK
Saudara, dalam melaksanakan apresiasi sastra anak itu kita dapat melkukan
beberapa kegiatan , antara lain kegiatan apresiasi langsung, kegiatan apresiasi
tidak langsung, pendokumentasian, dan kegiatan kreatif.
1. Kegiatan Apresiasi Langsung
Adalah kegiatan yang dilakukan secara
sadar untuk memperoleh nilai kenikmatan dan kekhidmatan dari karya sastra anak
yang diapresiasi , Kegiatan apresiasi langsung meliputi kegiatan sebagai
berikut :
a. Membaca sastra anak
b. Mendengar sastra anak ketika dibacakan atau
dideklamasikan
c. Menonton pertunjukan sastra anak ketika karya
sastra anak itu dipentaskan.
2. Kegiatan Apresiasi tak Langsung
Adalah suatu kegiatan apresiasi yang menunjang pemahaman terhadap karya
sastra anak. Cara tidak langsung ini meliputi 3 kegiatan pokok, yaitu (a)
mempelajari teori sastra, (b) mempelajari kritik dan esai sastra, dan (c)
mempelajari sejarah sastra.
3. Pendokumentasian Karya Sastra
Usaha pendokumentasian karya sastra juga termasuk bentuk apresiasi sastra
yang secara nyata ikut melestarikan keberadaan karya sastra.Bentuk apresiasi
atau penghargaan terhadap karya sastra dengan cara mendokumentasikan karya
sastra ini dilihat dari segi fisiknya ikut memlihara karya sastra , menyediakan
data bagi mereka yang membutuhkan, dan menyelamatkan karya sastra dari
kepunahan.
4. Kegiatan Kreatif
Juga termasuk salah satu kegiatan apresiasi sastra .Dalam kegiatan ini
dapat dilakukan adalah menciptakan karya sastra , misalnya membuat puisis atau
menulis cerita pendek. Hasil cipta siswa dapat dikirimkan dan dimuat dalam
majalah dinding , bulletin OSIS, majalah sekolah, surat kabar ataupun majalah
sastra seperti horizon.selain itu juga dapat dilakukan kegiatan rekreatif ,
yaitu menceritakan kembali karya sastra yang dibaca, yang didengar atau
ditontonya.
D. TINGKAT-TINGKAT
APRESIASI SASTRA ANAK
Kegiatan memberi penilaian atau penghargaan terhadap sastra anak itu
hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kemampuan apresiasi,
betapapun relative sifatnya.
Apresiasi seseorang terhadap sastra anak itu tidak mungkin langsung
tingggi, luas, dan mendalam, tetapi berangsur-angsur meningkat dari taraf yang
terendah, tersempit, dan terdangkal menuju ketaraf yang lebih tinggi, lebih luas,
dan lebih mendalam.
Cara meningkatkan apresiasi seseorang terhadap sastra anak itu dapat
melalui kegiatan membaca sastra anak sebanyak-banyaknya, mendengarkan pembacaan
sastra anak sebanyak mungkin , dan menonton pertunjukan sastra anak.
Sementara itu, Yus Rusyana (1979: 2 ) menyatakan ada 3 tingkatan dalam
apresiasi sastra , yaitu (1) seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam
karya sastra, ia terlibat secara emosional, intelektual, dan imajinatif; (2)
setelah mengalami hal seperti itu , kemudian daya inteklektual seseorang itu
bekerja lebih giat menjelajahi medan makna karya sastra yang di apresiasinya;
(3) seseorang itu menyadari hubungan sastra dengan dunia diluarnya sehingga
pemahaman dan penikmatanya dapat dilakukan lebih luas dan mendalam.
Setelah selesai
membaca atau mendengar puisi paria karya L.K. Ara tersebut, seseorang
kemudian daya intelektualnya bekerja lebih giat lagi. Kata Paria sebagai
judul sajak ini ternyata artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1988:649) bukan merupakan tanaman, melainkan nama golongan atau kasta yang
terpinggirkan dalam masyarakat India
kuno. Kata yang mendekati lebih cocok dengan judul sajak diatas adalah peria,
yang memiliki padanan kata pepare atau pare.
E. MANFAAT APRESIASI SASTRA ANAK
Mempelajari sesuatu hal dengan
sungguh-sungguh tentu ada manfaatnya bagi kehidupan manusia. Ada sesuatu yang kita dapat darinya, berupa
nilai-nilai, sejumlah manfaat yang lainnya. Setidak-tidaknya terdapat lima manfaat bagi
kehidupan ketika mengapresiasi sastra anak, yaitu manfaat:
- Estetis;
- Pendidikan;
- Kepekaan batin atau social;
- menambah wawasan;
- Pengembangan kejiwaan atau kepribadian.
Estetika artinya ilmu tentang keindahan atau cabang filsafat yang
membahas tentang keindahan yang melekat dalam karya seni. Kata estetis
artinya indah, tentang keindahan atau mempunyai nilai keindahan. Manfaat
estetis dalam apresiasi sastra anak adalah manfaat tentang keindahan yang
melekat pada sastra anak.
Mendidik artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran) mengenai
akhlak, budi pekerti, dan kecerdasan piker. Manfaat penddikan pada apresiasi
sastra anak adalah memberi berbagai informasi tentang proses pengubahan sikap
dan tata laku sesseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui pengajaran dan latihan.
Peka artinya mudah terasa, mudah tersentuh, mudah bergerak,
tidak lalai, dan tajam menerima atau meneruskan pengaruh dari luar. Manfaat
kepekaan batin atau sosial dalam mengapresiasikan sastra anak adalah
upaya untuk selalu mengasah batin agar mudah tersentuh oleh hal-hal yang
bersifat batiniah ataupun sosial .
Wawasan artinya hasil mewawas, tinjauan atau pandangan. Manfaat
menambah wawasan dalam mengapresiasi sastra anak artinya memberi tambahan
infprmasi, pengetahuan, pengalaman hidup, dan pandangan-pandangan tentang
kehidupan.
Manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian dari apresiasi sastra anak
adalah mampu menghaluskan budi pekerti seseorang apresiator. Dari banyak
membaca karya sastra tentu banyak pula hal-hal tentang ajaran budi pekerti yang
diperolehnya. Seperti dicontohkan dalam puisi Kupinta Lagi Karya J.E.
Tetengkeng diatas, apa yang diminta oleh manusia itu bukan harta, bukan benda,
bukan kekayaan, dan bukan pula kepangkatan, melainkan agar kembalinya keimanan
yang pernah hilang.
Apresiasi sastra
anak adalah penghargaan terhadap sastra anak setelah terlebih dahulu memahami,
baik dari segi bentuk maupun isi, sastra anak itu sendiri.
Kegiatanapresiasi
sastra anak dapat dilakukan dengan kegiatan secara lansung, (a) membaca sastra
anak, (b) mendengar sastra anak, dan (c)menonton pertunjukan sastra anak.
Ada tinkatan
dalam apresiasi sastra anak, yaitu (a) apresiator terlibat langsung mengalami
suasana yang ada dalam cipta sastra anak,artinya ia terlibat secara emosional,
intelektual, dan imajinatif; (b) daya intelektual apresiator lebih giat lagi
bekerja mencari dadan menemukan arti kata-kata yang tersurat dalam cipta sastra
anak; dan (c) apresiator sudah menyadari bahwa ada hubungan antra cipta sastra
anak yang dibaca, didengar, dan ditontonnya dengan dunia yang ada diluar sastra
sehingga pemahaman dan penikmatannya itu lebih luas dan mendalam.
Setidaknya ada
ima manfaat apresiasi sastra anak, yaitu (a) manfaat estetis, (b) manfaat
pendidikan, (c) manfaat kepekaan batin dan social, (d) manfaat menambah wawasan,
dan (e) manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian.
Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak
A. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Saudara, salah satu factor
keberhasilan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar ditentukan
oleh peranan guru yang propesional dalam menangani bidang garapannya.
Agar berhasil melasanakan
pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar, seorang guru harus
mempersiapkan terlebih dahulu, baik fisik maupun mental. Secara fisik seorang
guru yang sedang mengajar didepan siswanya harus sehat jasmani dan rohaninya.
Berpenampilan sehat, cerah, bersih dan rapi tentu menjadi teladan
murid-muridnya.
Tahap persiapan pembelajaran
apresiasi sastra anak dapat meliputi tiga pokok masalah yaitu:
1. Memilih Bahan Ajar
Bahan ajar dapat diperoleh dari buku-buku
bacaan sastra anak di perpustakaan sekolah, perpustakaan pemerintah daerah,
took buku ataupun buku pelajaran sekolah (buku paket) yang sudah tersedia.
2. Menentukan Metode Pembelajaran
Beberapa metode untuk pembelajaran
apresiasi sastra anak disekolah dasar yang sekiranya cocok dapat digunakan
antara lain:
a. Metode berkisah
dapat diberikan oleh bapak atau ibu guru didepan kelas dengan membawakan
sebuah kisah.
b. Metode pembacaan
perlu diberikan kepada siswa untuk melatih vocal. Pembacaan puisi dengan
suara nyaring
akan lebih baik.
c. Metode peragaan
lebih cenderung diberikan oleh
guru untuk memperagakan gerakan-gerakan yang tersirat
dalam teks sastra anak.
d. Metode Tanya-jawab
dapat diberikan setelah
terlebih dahulu siswa ikut terlibat dalam apresiasi sastra anak secara l
langsung.
3. Menulis Persiapan Mengajar Harian
Persiapan Mengajar Harian, biasa
disingkat PMH, merupakan suatu perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru
sebelum melaksanakan praktek pembelajaran dikelas.
Sistematika penulisan PMH ini biasanya meliputi beberapa
komponen pembelajaran, yaitu (a) mata pelajaran. (b) pokok bahasan, (c)
kelas/semester, (d) alokasi waktu, (e) tujuan pembelajaran, (f) materi
pembelajaran, (g) metode pembelajaran, (h) kegiatan pembelajaran, (i) evaluasi
belajar, (j) daftar pustaka.
4. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran
apresiasin sastra anak ini tugas guru hanya sebagai pembimbing, fasilitator,
dan nara sumber
dari murid-murid yang sedang belajar.
5. Evaluasi Pembelajaran
Tiga komponen dasar evaluasi, yaitu
meliputi (a) kognisi, (b) efeksi, (c) keterampilan.
Aspek kognisi
artinya lebih mengutamakan pengetahuan bernalar atau pengembangan daya pikir
sebagai kecerdasan otak. Aspek efeksi artinya lebih mengutamakan unsur perasaan
atau emosional. Adapun aspek keterampilan itu lebih mengutamakan kemamapuan
siswa untuk menyelesaikan tugas.
Hakikat dan Manfaat Kamus
A. HAKIKAT KAMUS
Kata kamus dipinjam dari
bahasa Arab qamus, dengan bentuk jamaknya qawamis. Kata arab itu
sendiri berasal dari kata Yunani okeanos yang berarti ‘lautan’. Sejarah
kata itu jelas memperlihatkan makna dasar yang terkandung dalam kata kamus, yaitu
wadah pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak terhingga dalam dan
luasnya.
Kamus berarti
(1) buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang biasa disusun menurut abjad
berikut keterangan tentang maknanya, pemakaiannya atau terjemahannya; (2) buku
yang memuat kumpulan istilahn atau nama yang disusun menurut abjad beserta
penjelasan tentang makna dan pemakaiannya.
Dilihat dari bahasa yang digunakan
kamus dapat dibagi atas 3 macam, yaitu (1) kamus ekabahasa, (2) kamus
dwibahasa, (3) kamus aneka bahasa (multibahasa).
Kamus ekabahasa adalah kamus yang
memuat kosakata suatu bahasa yang disusun secara alfabetis dengan penjelasan
makna dan contoh pemakaiannya didalam kalimat dalam bahasa yang sama. Dengan
demikian, bahasa yang digunakan untuk memberikan batasan atau deskripsi adalah
bahasa yang sama. Contoh kamus ekabahasa, antara lain Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang disusun oleh Pusat Bahasa; Kamus Umum Bahasa Indonesia
yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta.
Kamus dwibahasa adalah kamus yang
memuat kata atau gabungan kata suatu bahasa yang disusun secara alfabetis
dengan penjelasan makna dan contoh pemakaiannya didalam bahasa lain, yang
menjadi bahasa sasaran.
Kamus ini
disusun debgan menggunakan (terdiri atas) dua bahasa yang berbeda. Contoh Kamus
dwibahasa, antara lain Kamus Inggris-Indonesia, Kamus Indonesia-Inggris,
Kamus Belanda-Indonesia, Kamus Indonesia-Belanda, Kamus Prancis-Inonesia, Kamus
Indonesia-Prancis.
Kamus aneka bahasa (multibahasa)
adalah kamus yang memuat daftar kata dengan padanannya dalam lebih dari dua
bahasa.
Contoh Kamus
aneka bahasa (multibahasa), anatara lain, Kamus Inggris-Indonesia-Belanda
(atau sebaliknya).
B. MANFAAT KAMUS
Kamus juga berfungsi membantu anda
dalam memahami sebuah wacana. Kalau tidak memahami kata kunci yang ada dalam
wacana, anda tidak akan memahami wacana yang dibacanya. Misalnya, kalau anda
tidak memahami kata amandemen dalam kalimat. Pada persidangan pertama
tahun 2003 DPR akan mengamandemen UUD 1945. anda harus melihat makna kata amandemen
dalam kamus KBBI.
Setelah memahami
makna kata amandemen dalam KBBI itu Anda diharapkan dapat memahami
kalimat Pada persidangan pertama tahun 2003 DPR akan mengamandemen UUD 1945.
Dengan demikian, kamus bahasa
Indonesia yang baik dapat baerfungsi sebagai :
- buku petunjuk mengenai cara-cara penulisan penyukuan kata;
- buku petunjuk mengenai makna kata;
- buku petunjuk mengenai pelafalan kata;
- buku tanda bahasa sederhana;
- buku petunjuk mengenai kata dalam kalimat dan pemakaian kata pada tingkat, bidang, daerah tertentu;
- buku sumber data yang dapat dipilih untuk dimanfaatkan;
- kamus sinonim dan antonym;
- kamus frase, ungkapan dan pribahasa;
- kamus istilah;
- buku sumber ilmu pengetahuan sederhana;
Penyusunan Kamus Sederhana
A. TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN KAMUS
Di dalam menyusun kamus ada
beberapa tahapan kegiatan yang harus diikuti oleh penyusun kamus. Tahapan
kegiatan itu adalah sebagai berikut :
- Persiapan
- Pengumpulan data
- Pengolahan data
a.
pemeriksaan ulang urutan abjad
b.
penyeleksian data
c.
klasifikasi data
d.
pemberian definisi
e.
penyuntingan hasil pemberian definisi
- Pengetikan kartu induk
- Penyusunan kartotek
- Pengetikan naskah
- Koreksi naskah
- Cetak coba
- Koreksi cetak coba
- Reproduksi kamus
Tahapan kegiatan
itu harus dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan jadwal yag telah
ditetapkan.
B SUSUNAN KAMUS
Kalau anda perhatikan di
beberapa kamus, tampak adanya kebebasan bagi penyusun kamus untuk menyusun entry.
Masing-masing mempunyai selera yang berbeda-beda. Meskipun demikian, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kamus, yaitu:
1. kemudahan
bagi pemakai kamus;
2. kemanfaatan
bagi pemakai kamus;
3. kepraktisan
bagi pemakai kamus;
4. pembinaan dan
pengembangan bahasa;
5 tujuan
penyusunan kamus;
Mudah, artinya tidak menimbulkan
kesulitan bagi pemakai kamus pada saat menggunakan kamus; bermanfaat, berarti
banyak sekali hal-hal yang dapat diperoleh bagi pemakai kamus; praktis artinya
tidak banyak liku-likunyaserta mudah cara memakainya.
Pada uraian berikut ini disajikan
salah satu contoh penyusunan entry atau subentry. Yang disusun
berdasarkan kemudahan bagi pemakai kamus.
1. Kata Dasar atau Bentuk Kata Dasar
Kata dasar atau bentuk kata dasar yang
menjadi dasar dari segala bentukan kata (kata jadian) diperlakukan sebagai entry
pokok. Sedangkan bentuk derivasinya diperlakukan sebagai subentry.
2. Kata
Ulang atau Bentuk Kata Ulang
Ada empat kelompok, yaitu :
a. Bentuk ulang murni
b. Bentuk ulang semu
c. Bentuk ulang yang bukan
perulangan semu melainkan perulangan yang menyatakan proses d. Bentuk ulang
3. Gabungan Kata
a. Gabungan kata atau kelompok kata yang merupakan frase-idiomatis atau
tidak, berimbuhan
atau tidak, berimbuhan atau
tidak ------ yang tidak berderivasi
tidak diperlakukan sebagai
entry pokok. Gabungan kata itu diperlakukan
letaknya sebagai entry pokok, yang dibentuk
dari entry pokok
itu lebih dari satu, gabungan kata itu.
Untuk memudahkan penyusun dan
pemakai kamus, patokan yang dapat dipakai adalah unsur
Pembentukan kata pertama dengan
tidak memperhatikan makna intinya.
b. Gabungan kata yang bederivasi—baik idiomatic maupun tidak—seperti
ganggu gugat
(mengganggu gugat, pengganggu
gugat, jabat tangan (berjabat tangan), kambing
hitam(mengkambing hitamkan)
dapat diperlakukan sebagai entry pokok dan diikuti bentuk-
bentuk derivasinya sebagai subentry gabungan kata
itu.
C. PETUNJUK PEMAKAIAN KAMUS SEKOLAH DASAR
1. Ejaan
Ejaan yang digunakan didalam Kamus sekolah
: sekolah dasar ejaan bahasa Indonesia sesuai dengan pedoman umum ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan (1991).
2. Kata
Dasar, Kata Turunan atau Kata Jadian, dan Kata Ulang
Kata dasar dipakai sebagai dasar bentuk
kata yang dijadikan sebagai kata utama, sedangkan bentuk-bentuk turunannya
termasuk juga perulangan kata (kata ulang) sebagai kata turunan atau kata
jadian.
3. ortografi
atau Lambang Bahasa
a. Garis hubung satu (-)
dipakai untuk menghubungkan kata dalam
bentuk perulangan kata.
Contoh : abu-abu
Baling-baling
b. Cetak miring
huruf-huruf yang dicetak miring digunakan
untuk menuliskan lambang kelas kata dan kalimat
contoh pemakaian kata dasar maupun
kata jadian, dan kata ulang.
2 komentar:
masukan untuk penulis. Mohon dituliskan nama penulis artikel ini serta daftar pustakanya. Terima Kasih artikel ini sangat membantu penelitian saya.
Posting Komentar